Dia tersenyum dan mengatakan aku cantik
sekali dengan pakaian seperti itu, apalagi puserku sering tersingkap
karena tanktopku hanya sepinggang. Dia juga membawa beberapa makanan
kecil dan minuman kaleng. “KIta mau kemana pak”, tanyaku. “Ke hotel
tempat aku nginep”, jawabnya. Di mobil, dia selalu mengelus2 pahaku yang
tersingkap lebih dari separuh karena rok miniku terangkat ke atas. Hal
ini perlahan2 membuatku terangsang. “Kamu udah makan Nes”, tanyanya.
“Belum pak”, jawabku. Kita kemudian pergi cari makan dulu.
Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah
ciuman mendarat dipipiku. Aku berdebaran. DIa menggandengku dan duduk di
sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu
tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Mulutku
terkunci karena masih harap2 cemas dengan kenikmatan yang sudah
menungguku untuk menikmatinya. Dia mengambil minuman kaleng yang
dibawanya, dibukanya dan diberikan kepadaku. Selalu dia menunjukkan
perhatiannya tanpa aku minta. “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu
enggak, kan tadi panas diluar”, katanya sambil menepuk2 pahaku. Sambil
tersenyum-senyum dia berlalu ke kamar mandi. Aku heran juga kenapa dia
tidak mengajakku mandi bersama, tapi aku diam saja. Gak lama kemudian,
dia keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk
dipinggangnya. “Gantian deh mandi biar segar”. Di kamar mandi, di bawah
shower, aku mengelus2 toketku dengan busa sabun, demikian pula dengan
jembut dan memekku, sehingga napsuku menjadi ber kobar2. Selesai mandi
aku memakai dalemanku yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model
bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungku,
sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis,
otomatis pentilku yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga
jembutku yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena
bentuknya yang mini, jembutku menyembul di bagian atas, kiri dan kanan
CD ku. Dia yang sedang duduk di sofa membelalakkan matanya ketika
melihat aku keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan
seksi itu. “Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri,
ya. Kamu cantik sekali Yang, seksi sekali” katanya. Aku duduk
disebelahnya dan menjawab “Habis bapak sih mandinya gak ngajak2,
sehingga terpaksa Ines ngelus2 sendiri. Bapak suka kan ngeliat Ines
pakai bikini seperti ini”. “Suka banget, kamu napsuin deh Yang”. “Udah
ngaceng dong pak”. Aku yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini
pasti mengungkit nafsu nya. Kontolnya terlihat mulai bergerak-gerak
dibalik handuk yang disarungkan dipinggangnya.”Ines tahu, pasti bapak
suka, tak usah khawatir, kan weekend ini sepenuhnya milik kita.” Ia lalu
mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami
sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam pelukannya.
Tangannya mulai bergerilya me remas2 toketku. Pentilku yang sudah
mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat rangsangan
yang lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku
terus menyambut permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku
dan bergulat dengan lidahku.
Tanganku pun aktif menerobos handuk yang
dikenakannya dan me remas2 kontolnya yang sudah mulai ngaceng itu.
Membalas gerakanku itu, tangan kanannya mulai merayapi pahaku yang
mulus. Dia menikmati kehalusan kulitku itu. Semakin mendekati pangkal
pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih leluasa
bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan memekku yang
masih tertutup CD bikini tipis. Jarinya menelikung ke balik CDku dan
menyentuh bibir memekku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi
segera dibungkam oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar
menahan nafsu yang semakin meningkat. Tanganku terus menggenggam kontol
yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika ngaceng mungkin sekitar 18
cm dengan diameter sekitar 5 cm. Kontol inilah yang membuat aku menjadi
ketagihan. “Pak, besar banget sih kontolnya, dipakai in obat apa sih
sampai besar begini”, kataku sambil mengocok lembut kontolnya. “Kamu
sukakan sama kontolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya. “Suka
banget pak, kalau sudah masuk semua rasanya memek Ines sesak deh
kemasukan kontol bapak, apalagi kalau udah bapak enjot, gesekan kontol
bapak ke memek Ines terasa banget. Ines udah gak sabar nih pak, udah
pengen ngerasain kontol bapak nggesek memek Ines”. jawabku penuh napsu.
Kocokan lembut jari-jariku itu membuat kontolnya semakin ngaceng
mengeras. Dia mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan
leherku dan sejalan dengan itu bibir mungilku itu menyentuh pentil nya.
Lidahku bergerak lincah menjilatinya. Dia merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Tanganku makin cepat mengocok kontolnya yang semakin
berdenyut-denyut ngaceng. “Ayo ke ranjang”, bisiknya, “Kita tuntaskan
permainan kita.” Aku bangkit berdiri, Dia memelukku. Diangkatnya tubuhku
dan lidahnya yang terus menerabas leherku membuat nafasku
terengah-engah nikmat. Toketku lembut menempel lekat di dadanya. Aku
direbahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, Dia menarik pengikat
bra dan CD ku. Aku biarkan dia melakukan semuanya sambil ber desah2
menahan napsuku yang makin menggila.
Setelah tak ada selembar benangpun yang
menempel di tubuhku, ia mundur dan memandangi tubuhku yang telentang
bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun karena habis mandi. Ia
memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketku
yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang rata dengan
lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar
digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu
terlihat gundukan hitam lebat jembutku. “Ngapain pak hanya dilihatin
saja,” protesku. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yang”, jawabnya.
“Semuanya ini milik bapak weekend ini”, kataku sambil merentangkan
tanganku. Dia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku
dipeluknya dengan erat. “Pak, Ines mau menjilati bapak, gantian ya”,
kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada
termasuk pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar
dan pangkal pahanya. Dengan lincah aku lepaskan belitan handuk
dipinggangnya. Kontolnya yang sudah tegang itu mencuat keluar dan
berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap kepala kontolnya itu. Lidahku
dengan lincah memutar- mutar kontolnya dalam mulutku. Dia
mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kontolnya aku
merebahkan diri di sampingnya. Dia mulai beraksi. Disergapnya toket
kananku sembari tangan kanannya meremas-remas toket kiriku. Bibirnya
mengulum pentil toketku yang mengeras itu. Toketku juga mengeras
diiringi deburan jantungku. Puas toket kanan mulutnya beralih ke toket
kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku
menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Dia
menjilati perutku yang rata dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku.
“Auu..” aku mengerang, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya
semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan-lahan pahaku membuka dengan
sendirinya, menampakkan memek ku yang telah merekah dan basah. Jembut
yang hitam lebat melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Dia
mendekatkan mulutnya ke memekku dan dengan perlahan lidahnya menyuruk ke
dalam memekku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan spontan
duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam terbenam.
Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku menggeletar
hebat sedang pahaku semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritku
keras. Dia terus mempermainkan itilku dengan lidahnya. Aku
menghentakkan pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku
melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku
sudah nyampe yang pertama.
Dia berhenti sejenak membiarkan aku
menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia menjelajahi kembali bagian
tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku terdengar tanda
napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang
kontolnya. Kontolnya telah ngaceng sekeras beton. Aku meremasnya. Dia
menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun butuh
penyelesaian. Aku didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk.
Perlahan-lahan dia naik ke atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap
menerima masuknya kontolnya. Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus
menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia menurunkan pantatnya. Kontolnya
berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya.
Dia mengusap-usapkan kontolnya di bibir memekku. Aku semakin
menggelinjang. “Cepat pak. Ines sudah nggak tahan!” jeritku. Dia
menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! Kontolnya menerobos
memekku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah tamu disebelah
kamar mendengar jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan
aku menikmatinya. Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kontolnya
yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya
dalam liang memekku. Aku menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar
kontolnya masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi
yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan
kontolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketku
tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di memek ku. Mataku
terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi
jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu
lidahnya. Sementara di bawah sana kontolnya leluasa bertarung dengan
memekku. “OH..”, erangku, “Lebih keras pak, lebih keras lagi.. Lebih
keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat. Kuku-kukuku
membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar
bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kontolnya. ”Aku mau
ngecret, Yang”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu. “Ines juga pak”,
sahutku, “Di dalam aja pak ngecretnya. Ines ingin bapak ngecret di
dalam.” Dia mempercepat enjotan kontolnya. Keringatnya mengalir dan
menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya
mencengkam kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan
pantatnya dan kontolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar
deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas
menerima kontolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit
pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. Kontolnya berdenyut- denyut
memuntahkan pejunya ke dalam memekku.
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu
mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat
tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang berbinar karena napsu yang telah
terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku. “Bapak hebat sekali”,
kataku, “Rasanya lebih nikmat dari yang kemarin”. “Kamu juga luar biasa
Yang”, sahutnya, “Aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari
sebelumnya, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal
kan Yang ngentot denganku?” “Tidak”, kataku, “Ines malah pengen
dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya. Dia
mencabut kontolku dan rebah di sampingku. Kami beralih ke kamar mandi.
Dia memandikanku di shower. Kedua tangannya menyabuniku seluruh tubuhku,
toket, puser, jembut dan memekku menjadi sasaran elusan tangannya yang
dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tangannya akhirnya
merangsang napsu ku kembali. Aku heran juga, mengapa napsuku cepat
sekali naik, padahal dia baru selesai mengentoti ku. “Pak, Ines sudah
napsu lagi, pengen ngerasain kontol bapak keluar masuk di memek Ines
lagi”, kataku sambil meremas2 kontolnya yang juga mulai mengeras. “Iya
Yang, sambil ngeremas2 toketmu, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di
kamar mandi ya”., jawabnya. Luar biasa kasiat supplemen yang diminum
Dia, dalam waktu singkat sudah membuat kontolnya ngaceng lagi, keras
sekali kontolnya ketika ku kocok2.
Dia duduk di atas closet dengan
kontolnya yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Aku mengangkangkan
pahaku dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dientot. Aku sudah
duduk merapat di pahanya. Kontolnya yang sudah ngaceng tanpa halangan
langsung menerobos memek ku, bersarang sedalam-dalamnya. Aku disuruhnya
segera menggoyang pantatku. Terasa nikmat sekali. Kedua toketku
diremas2nya dengan penuh. Dia juga mengenjotkan kontolnya kedepan
kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat aku
mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar dia
merangsang napsuku, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking
nikmatnya. Aku menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatku. Aku sudah
makin terangsang sehingga akhirnya badanku mengejang-ngejang diiringi
erangan kenikmatan. “Auu.. pak!” jerit ku. Untuk beberapa saat kami
terdiam. Ia memelukku erat-erat. “Yang, aku belum ngecret kok kamu udah
nyampe”, katanya. “Habis, nikmat banget sih rasanya kontol bapak nyodok2
memek Ines”, jawabku terengah. “Kita terusin ya Yang”, aku hanya
mengangguk lemas.
Dia mengajakku berdiri dan menyuruhku
membungkuk di wastafel dan membuka pahaku lebar2. Dia mendekat dari
belakang. Tangannya menyapu lembut pantatku yang mulus tapi padat. Aku
menggigit bibirku dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya
kontolnya yang masih keras. Tangannya melingkari kedua pahaku lalu
diarahkannya kontolnya ke memek ku. Perlahan-lahan kepala kontolnya yang
melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos memekku. Aku
mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak Dia berhenti dan membiarkan
aku menikmatinya, lalu mendadak dihentakkan pantatnya keras ke depan.
Sehingga terbenamlah seluruh kontol nya di memek ku. “Aacchh..!!”, aku
mengerang keras. Rambutku dijambaknya sehingga wajahku mendongak ke
atas. Sambil terus menggenjot memek ku, tangannya meremas2 kedua toketku
yang berguncang2 karena enjotannya yang keras, seirama dengan keluar
masuknya kontolnya di memekku. Terdengar bunyi kecipak cairan memekku,
aku pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, Dia semakin
bernafsu. Enjotan kontolnya dipercepat, sehingga erangan dan lenguhan ku
makin menjadi2. “Oohh..! Lebih keras pak. Ayo, cepat. Cepat. Lebih
keras lagii!” Keringatnya deras menetesi punggung dan dadaku. Wajahku
pun telah basah oleh keringat. Rambut ku semakin keras disentak.
Kepalaku semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, dia
membenamkan kontolnya sedalam-dalamnya. Aku menjerit karena kembali
nyampe untuk yang kedua kalinya. Kedua tangannya terus meremas2 toketku
dengan penuh nafsu. Ia pun makin keras menghentakkan kontolnya keluar
masuk memekku sampai akhirnya pejunya menyemprot dengan derasnya di
dalam memekku. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku rebah di
wastafel dan dia menelungkup di atas punggungku.
Beberapa saat kami diam di tempat dengan
kontolnya yang masih menancap di memekku. Kemudian Dia membimbingku ke
shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran
air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta
diisi.Kembali lagi enersiku terkuras ngelayani si bapak. Dia keluar
lebih dulu, terdengar dia menelpon room service untuk memesan makan
malem dan minumannya. Kemudian dia kembali ke kamar mandi dan memelukku
yang masih berada dibawah shower air hangat. “Yang, nikmat sekali
ngentot dengan kamu”, katanya. “iya pak, Ines juga nikmat sekali, masih
ada ronde ketiga kan pak?” harapku. “Pasti dong”, jawabnya sambil
tersenyum. Terdengar bel pintu, Dia menyarungkan handuk di pinggangnya
dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu dia kembali
ke kamar mandi, shower dimatikan dan badanku dikeringkannya dengan
handuk. “Yang, kamu masih punya daleman yang lain?” tanyanya. “Ada pak”,
jawabku. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan dia, terbungkus
handuk. Aku mengambil dalemanku yang kedua dan kemabli ke kamar mandi.
Kali ini aku memakai bra tipis model bertali dan g string mini yang juga
bertali, keduanya tipis sehingga sangat terbayang bagian2 tubuhku yang
ditutupinya. Karena g string ku lebih minim daripada CD sebelumnya,
praktis jembutku yang lebat itu berhamburan ke mana2. Aku keluar dari
kamar mandi dan duduk di sofa disebelah Dia. Dari jendela kamar terlihat
lampu2 sudah menyala karena memang tidak terasa sudah gelap di luar
sana. Matanya ber binar2 memandangi aku dengan CD yang lebih minim lagi.
Kelihatan sekali dia berusaha menahan napsunya karena perut sudah
keroncongan. Kami makan malam sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam
keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya
yang bidang. “Pak, Ines bahagia sekali dengan bapak, mau rasanya Ines
jadi istrinya bapak, supaya bisa ngerasaain dientot sampai lemas”,
sambil mengelus2 pentil nya. Dia mengangkat daguku dan mencium bibirku
dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat
tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi siang,
toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi.
Aku tidur dipelukannya, rambutku yang
basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas dan nyaman, aku sampai tertidur
dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tahu aku terbangun
karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali Yang,
gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeliat,
terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya
aku kembali ke pelukan dia. Handphone nya berbunyi, dia bangun dan
mengambil hp nya. Terus dia duduk disebelahku di tempat tidur, sambil
tersenyum dia bertanya “Yang, mau main bertiga enggak?” “Pak, ngentot
sama bapak saja Ines udah lemas begini, apalagi kalo dientot sama 2
cowok”, jawabku. “Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek’ gimana, tadi ada
cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih
aku ngebook dia untuk malem ini kawatir kamu gak bisa nemenin aku. Ayu
namanya” jawabnya menerangkan. Walaupun aku cemburu lagi mendengarnya,
sepertinya dia akan melaksanakan niatnya “Ya terserah bapak aja deh”.
“Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Ayu, enggak
jauh kok tempatnya dari hotel”, katanya sambil keluar kamar. Karena
masih lemas aku tertidur lagi sampai terdengar ketukan dipintu. Aku
bangun dan membukakan pintu. Dia masuk dengan cewek abg yang dibawanya.
Aku diperkenalkan dengan Ayu, Ayu terbelalak melihat aku yang hanya
mengenakan bra dan g string mini yang tipis, dan membuka jaketnya. Ayu
hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besar,
kayanya lebih besar dari toketku. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan
ada kumis tipis diatas bibirnya. Pantas pak Kacab napsu sekali ingin
mengentoti Ayu. Dia memang biasa ngentot dengan oom oom, katanya setiap
weekend dia selalu ngentot dengan oom oom. “Sori ya mbak, Ayu enggak
tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak”, katanya. “Gak apa2 kok
YU, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa”, jawabku. Pak Kacab
memperkenalkan aku sebagai Yayang, dia tidak mau menyebutkan namaku yang
sebenarnya.
Pak Kacab keluar dari kamar mandi hanya
dengan balutan handuk, rupanya dia sudah tidak sabar lagi untuk segera
ngentot dengan Ayu. Ayu segera duduk disebelahnya di sofa. Dia merangkul
Ayu dan mencium bibirnya. Tangannya mulai mengelus toket Ayu yang
montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Ayu. Ayu pun tidak
tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kontolnya yang
sudah ngaceng sekeras tank baja. “Besar banget kontolnya oom”, kata Ayu.
“Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kontol segede ini YU”, katanya
sambil meringis2 kenikmatan karena Ayu mulai meremas2 kontolnya.
“Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Ayu belum
pernah lihat. Memek Ayu sudah empot2an ngelihat kontol oom segede ini,
udah pengen dienjot oom”, kata Ayu yang juga sudah mulai napsu. Dia
makin getol meremas2 toket Ayu dari luar tanktopnya. Kayanya dia mau Ayu
yang aktif lebih dahulu. Ayu segera melepas lilitan handuk dia sehingga
kontolnya yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Ayu
langsung menyergapnya, kontolnya yang sudah tegang itu langsung
diemutnya. Cukup lama Ayu mengemut kontolnya, sampai akhirnya pak Kacab
sudah tidak dapat menahan napsunya lagi. Segera tanktop Ayu dan celana
pendeknya dilepas, kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Ayu sudah
bertelanjang bulat. Toket Ayu besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang
pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom
yang mengentotinya. Jembutnya lebih lebat dari jembutku, mengitari
memeknya, sehingga memeknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Dia
menarik Ayu ke tempat tidur, aku memberi tempat untuk mereka. Kulihat
dia berbaring merapat ke Ayu. Kakinya diangkat dan digesek-gesekkan
diatas paha Ayu, sementara tangannya kembali meremas toket Ayu yang
pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leher Ayu
dan memutar-mutarkan lidahnya di pentil toketnya, sementara tangannya
menjelajah ke pangkal paha Ayu, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Dia
mengusap bibir memek Ayu sehingga Ayu menggelinjangkan pinggulnya.
Kuperhatikan Ayu memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangannya
sambil meremas2 perlahan kontolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu
bibir memek Ayu yang sudah membasah. Pentil Ayu terus dijilatinya
bersamaan dengan menggosok perlahan perlahan itil Ayu dengan ujung jari
telunjuknya. Serta merta Ayu menggoyangkan pantat dan pinggulnya,
menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya,
sementara tangannya menggenggam erat kontolnya yang mengeras dan
berdenyut-denyut. “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,” Ayu mengerang
menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Ayu
bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya
masih menyentuh itil Ayu. Kontolnya terus dicengkeram Ayu dengan keras.
Dia juga terus meremas perlahan toket Ayu yang tambah mengeras dan
membusung itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit
diantara kedua paha Ayu. Ayu terus meremas kontolnya, tangan satunya
memeluk pak Kacab erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras
sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, Ayu sudah nyampe
sebelum dientot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek. Tanpa
berhenti itil Ayu terus dimainkan pelan. Aku yang menonton adegan itu
menjadi sangat terangsang sehingga memekku juga sudah kuyup, tetapi
giliranku belum tiba sehingga aku harus bersabar sambil menonton adegan
super hot itu.
Pentil Ayu terlihat menonjol keras
kecoklatan, mungkin Ayu sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka
lebar-lebar. Memek nya basah, demikian pula jembut hitam lebat di
seputarnya. Dia segera menaiki Ayu, kontolnya yang sudah menegang
diarahkan ke memek Ayu. Ujung kontolnya menguak perlahan-lahan bibir
memek Ayu. Ayu mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk.
Kontol yang besar itu menerobos memek Ayu yang telah basah berlendir.
Ketika separuh kontolnya telah menerobos memek Ayu, dia berhenti sejenak
dan membiarkan Ayu menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Ayu yang
menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari
mulutnya keluar desah-desah nikmat. Setelah aku menikmati ekspresi penuh
kenikmatan wajah Ayu di saat itulah pantat pak Kacab kucium. Dia
terkejut karena geli. Reaksinya tak terduga. Dia menyodokkan kontolnya
dengan keras ke arah Ayu. Kontolnya yang besar dan panjang itu langsung
menerobos memek Ayu sehingga tertanam sepenuhnya. Ayu tersentak dan
membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Aaoohh oom”, erang Ayu
penuh kenikmatan. Ayu menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima
kontolnya sepenuhnya. Pahanya yang membelit pinggang pak Kacab. Setelah
berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Ayu untuk menikmati
sensasi ini, dia mulai bergerak. Kontolnya dienjotkan maju mundur.
Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Ayu
bergetar-getar seirama dengan enjotan kontolnya. Mulut Ayu terbuka dan
mendesis-desis. Dia segera melumat bibir Ayu dan Ayu membalasnya.
Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Ayu. Ayu
membuka pahanya lebar-lebar sehingga dia dapat leluasa menggenjot memek
Ayu. Terdengar kecipak bunyi cairan memek Ayu karena sodokan kontolnya.
“Aku mau nyampe oom” erang Ayu. “Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!” Dia
mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, Ayu menjerit
sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya
menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit
pinggang pak Kacab dan tangannya memeluk dengan eratnya. Desah puas
terdengar dari mulutnya.
“Yayang masih menunggu Yu”, katanya
mengingatkan. Ayu mengangguk dan melepaskan pelukannya. Dia mencabut
kontolnya yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri
lendir memek Ayu. Dari memek Ayu kulihat aliran lendir memeknya. Ayu
tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya
membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitan pak Kacab.
Pak Kacab menoleh ke arahku “Sekarang giliranmu Yang”. dia melepaskan
bra dan g string yang melekat ditubuhku dengan cepat, dia sudah tidak
sabar untuk segera mengentotiku. Dia tahu bahwa aku sudah sangat
bernapsu dari g stringku yang sudah basah itu. Langsung dia menyuruh aku
menungging, dia rupanya ingin melakukan lagi doggie style seperti yang
dilakukannya di kamar mandi beberapa saat yang lalu. “Ayo,pak, aku udah
nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kontol bapak yang gede itu.”
“Siapa takut!” sahutnya. Karena aku sudah sangat terangsang, dia tidak
menunggu lama-lama. Langsung saja diarahkannya kontolnya ke arah memek
ku. Jembutku yang hitam lebat itu disibaknya tampaklah bibir memekku
yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku
hingga bertumpu ke bantal. Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung
bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhku
meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kontolnya akan
menerobos memekku. Dia makin merapat. Dia mengelus-elus kedua belahan
pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut lebat disekitar
memekku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilku. Aku
mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar
menahan rangsangan tangannya. “Ayo, pak”, erang ku. “Udah nggak tahan
nih!” Dia mengarahkan kontolnya yang masih sangat keras itu ke arah
memek ku. Diselipkannya kepala kontolnya di antara bibir memekku. Aku
mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kontolnya ke depan.
Kontolnya menerobos memek ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan
kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya.
Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak
dia menyodokkan kontolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga
kontolnya meluncur ke dalam memekku. Aku tersentak dan menjerit keras.
“Aduh pak, enak!” jerit ku. Pak Kacab mempercepat enjotan kontolnya di
memekku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan
jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku nyampe. Aku terkapar di tempat tidur
telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian aku ditelentangkan
dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang
mengangkang. Kepala kontolnya ditempelkan Ke itilku. Sambil menciumi
leher, pundak dan belakang telingaku, kepala kontolnya bergerak- gerak
mengelilingi bibir memekku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati
kontolnya di bibir memekku, akhirnya diselipkannya kontolnya. “Aah”‘
jeritku keenakan. Aku merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi
sedikit dimasukkannya kontolnya. Aku menggoyangkan pantatku sehingga
kontolnya hampir seluruhnya masuk. “Pak enjot dong kontolnya, rasanya
nikmat sekali”. Perlahan dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk
memekku. Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha
ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di pantatnya
supaya kontolnya masuk sedalam-dalam ke memekku. Aku berteriak-teriak
dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat
sprei tempat tidur. Dia membenamkan kontolnya seluruhnya di dalam
memekku. “Pak, aku nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku. Beberapa
saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku
dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat di enjotnya kontolnya keluar
masuk memekku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan
enjotan kontolnya di memekku dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang
meledak dari dalam kontolnya. Croot.. Croot.. Croot.. Croot.. “Yang, Aku
keluar”, erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi memekku.
Tanganku mencekal pahaku dan menarik erat-erat ke arah kontolnya,
sehingga kontolnya terbenam makin dalamnya di memek ku. Aku bersimbah
keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku
mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur
tubuhnya. Dia membiarkan kontolnya tetap menancap di memekku dan
mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!”
kataku. “Bapak luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali
nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut kontolnya dari memek
ku. Pejunya bercampur cairan memek ku, menetes membasahi pahaku. Kami
bertiga rebah di tempat tidur. Dia ditengah diantara Ayu dan aku. Aku
mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang
masih membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya aku terbangun karena tempat
tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Ayu, rupanya dia
sudah memulai aktivitas pagi dengan mengentoti Ayu. Ayu yang telentang
mengangkang menjerit keenakan “Aa..”, jeritnya. Kontolnya yang besar dan
panjang itu menerobos ke luar masuk memek Ayu. Ayu menghentak-hentakkan
pantatnya ke atas sehingga kontolnya menyuruk lebih dalam lagi. Dia
berhenti dan membiarkan Ayu menikmatinya. Ayu terus mendesis-desis dan
mengerang-erang nikmat. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.
Erangan Ayu semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan
enjotannya. Ayu mencengkam kedua lengan dia sementara dia tetap saja
mengocok kontolnya keluar masuk dengan cepat. “Cepat.. oom..” gumam Ayu,
“Ayu mau nyampe..” Dia lebih mempercepat tempo enjotannya. Tiba-tiba
Ayu menarik tubuhnya hingga dia rebah sepenuhnya di atas tubuh Ayu.
“Aaahh..”, jeritnya. Tubuh Ayu bergetar hebat. Pantatnya dihentak-
hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantat pak Kacab
sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Dia mencabut
kontolnya yang berlumuran dengan cairan memek Ayu, masih keras karena
belum ngecret.
“Sekarang giliranmu Yang”, bisiknya.
Tubuhku diraihnya dan toketku menjadi sasaran remasannya. Tangan satunya
merambah jembutku yang lebat. “Aah pak”, erangku. “Bapak kuat sekali
ya”. dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketku. Ayu bangun
dan segera mengemut kontolnya, dijilati cairan yang melumuri kontol itu,
dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulut Ayu. Ayu
mengangguk2kan kepalanya sehingga kontol besar itu keluar masuk di mulut
Ayu. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam memekku yang
sudah basah karena menonton adegan syur antara dia dan Ayu, napsuku juga
sudah berkobar2 dari tadi. Aku telentang dengan mata tertutup dan
pahaku sudah mengangkang lebar siap untuk dientot. Ayu menyudahi
emutannya. dia menaiki aku dan mengarahkan kontolnya yang masih keras ke
memekku. Kontolnya diusap-usap di bibir memek ku. Aku mendesis dan
mulai menggelinjang. Kepala kontolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir
memekku yang telah basah. Dia menekan kontolnya sedikit demi sedikit
dan kurasakan kontolnya mulai memasuki memekku. Aku mulai
mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kontolnya ke dalam memekku.
“Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak. Kontolnya menancap dalam
sekali di memekku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kontolnya
keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat.
Mulutnya terbenam di leherku. “Lebih keras lagi pak”, erang ku. Dia
memompa kontolnya keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur
dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat
sedikit dadanya. Mulutnya segera menerkam toket kiriku yang
berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ” Pak, aku
mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus. “Aku juga”, sahutnya. Dia
meningkatkan kecepatan genjotan kontolnya . Aku menjerit-jerit semakin
keras, dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan
satu hentakan keras dia membenamkan kontolnya dalam-dalam. Aku menjerit
keras. Pantat kuhentak- hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit
pinggangnya mengiringi muncratnya peju dia ke dalam memekku. Sungguh
pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat.
Sekitar sepuluh menit aku diam
membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Dia melepaskan
kontolnya dan terhempas ke atas kasur empuk di antara Ayu dan aku.
Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan
membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan aku
menggosokkan body foam ke badannya. Tidak dengan tangan tetapi dengan
toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu rupanya pak Kacab
terangsang kembali. Perlahan-lahan kontolnya mulai bangun lagi. “Wuii..
Si ujang sudah bangun nih”, goda Ayu sambil mengelus kontolnya, “Sesudah
ini kita makan dan mulai ronde berikutnya”, lanjutnya. Acara mandi
selesai dan dia memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan
makan pagi datang, Ayu dan aku bergegas kembali ke kamar mandi karena
masih bertelanjang bulat. Dia menerima pesanan makan itu hanya dengan
berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan
lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah
acak2an sepreinya.
Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh
napsu segera kontolnya diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke
mulutnya sehingga keras kembali. ”Ayo”, katanya, “Sekarang kalian
menungging. Aku mau doggy-style”. Tanpa berkata-kata Ayu dan aku segera
melaksanakan perintahnya. Dia memandang pantat kami, tangannya mengelus2
memek kami dari belakang. Itilku digesek2, aku yakin itilnya Ayu pun
demikian. ”Ayo oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”. Dia mengarahkan
kontolnya yang sudah mengeras ke arah memek Ayu. Tanpa kesulitan,
kontolnya menembus memek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit
mengenjot memek Ayu, dia lalu beralih ke aku. Aku menjerit kecil ketika
kontolnya menerobos memekku. Dia mengenjot perlahan lalu semakin cepat.
Aku mengerang keras. Beberapa menit kemudian dia beralih ke Ayu. Begitu
seterusnya berkali2. Akhirnya dia mengenjot memek Ayu dengan keras. Ayu
menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kontol dia bergerak
keluar masuk memeknya. dia mempercepat gerakan kontolnya dan menghentak
keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur.
Melepaskan diri dari Ayu, dia beralih ke aku. Dengan cepat dia
menelentangkan aku, kemudian dihujamkannya kontolnya ke dalam memekku.
Aku juga menjerit keras. Toketku berguncang2 seirama dengan enjotan
kontolnya. “Aaauu, pak” jeritku, “Aku mau nyampe!” “Aku juga”, balasnya
sambil menghentakkan kontolnya keras-keras. Dia rubuh ke atas tubuhku,
aku ditindihnya. Di saat itu kurasakan deras pejunya memancar ke dalam
memekku. Aku letih, juga dia dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan
mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dia dan Ayu juga. Aku duduk di
tempat tidur. Dari memekku pejunya bercampur dengan ciranku menetes
keluar. Dia merangkul bahuku. “Terima kasih Yang, terima kasih Ayu”,
kataku, “Terima kasih untuk weekend yang sangat nikmat ini”. “Harusnya
aku yang berterima kasih ke bapak, karena bapak sudah memberikan
kenikmatan yang sangat buat aku, juga buat pejunya yang selalu bapak
muncratkan di memekku”
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.