Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.
“Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.
“Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.
“Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.
Antara aku dan si gadis memang terlihat
mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun
sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan
keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya
lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.
“Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
“aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.
“aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.
Kemudian kita terlibat perbincangan
sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya
masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali,
sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat
kita bertatapan wajah.
“Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.
Sembari tanganku meremas kedua tangannya
dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis
tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan
memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama
bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang
ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.
Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk
memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di
balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos
warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya.
Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran
36b itu.
Jemari tanganku langsung mengelus tepian
payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama
setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang
nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan
desahannya yang sensual.
“Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas dari
bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap
lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos
putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di
putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung
payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.
“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”
Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.
“Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang
manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si
gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya
kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga
yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.
Tak berselang lama kemudian, aku
mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar
yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya,
kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di
ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku
lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti permukaan
kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang
telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan
dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang
oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku
mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku
mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku
menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam
warna hitamnya yang sexy.
Kemudian aku melemparkan celana jeansnya
ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan
pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan
sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat
bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.
“Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain di atas,
kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di
bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit
perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang
mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.
“Ssshh..” desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai menurunkan
celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy.
Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya
dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku
mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam
dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari
bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah menjilati
bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku
lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir
dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di
keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan
bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya
oleh ujung lidahku.
“Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.
“Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.
“Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.
Yang aku lanjutkan dengan menghentikan
tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja,
kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil
menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.
Dengan gerakan lincah bibir sang gadis
langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di
dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat.
Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari
jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan
lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.
“Ohh.. Sayang” desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang ku remas
sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku.
Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku
merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan
pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki
jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku mengangkat
paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan
kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan
rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya
yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung
telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.
“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.
Aku masih belum merespon atas jeritan
lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati
kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang
sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras
desahannya terdengar.
“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.
“Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.
“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.
Setengah dari batang penisku sudah masuk
ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum
bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut.
Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi
sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan
aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis
menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.
“Mmm.. Mmm” gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis
menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut
mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan
maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan
mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang
merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.
“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat yang
kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku.
Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi.
Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup
bibirku kembali sambil mengucapkan kata.
“Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.
Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.
“Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.
Hanya beberapa saat setelah sang gadis
mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari
kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik
pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku
bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang
menggairahkan.
Perlahan aku memajukan tubuhku sambil
memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya,
sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya
sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi
sedikit membelah vaginanya lembut.
“Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
“Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.
“Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.
Tanganku perlahan meremas payudaranya
dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang
sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan
maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi
tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya,
sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya
mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian
tubuh lainnya.
“Ohh.. Mas sayang” desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh lubang
anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah
cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya.
Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi
membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya
lembut.
“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.
Aku mempercepat gerakanku memompa
vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan
ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua
pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.
“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.
Menyemburlah spermaku yang cukup banyak
ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di
kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai
akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang
telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.
Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.