tag:blogger.com,1999:blog-30064391582241311262024-03-13T07:08:14.160-07:00Kumpulan Cerita Sex 2018riskaisabellahttp://www.blogger.com/profile/10966692292234891163noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-3006439158224131126.post-33413705414791135522018-08-08T09:54:00.000-07:002018-08-08T09:54:46.356-07:00Kumpulan Cerita Sex Nikmatnya Ngentot Dengan Pak Kacab<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgibn7CKYERcHEdI5YLBXC06RcblvR45ATBW1QiO-Oa0DNl_PvuJBsPaSshhoKm8rDtPa5hp3nfgF95uC5u0HRqKVDw_tDHG-FOHKNdBhWivgqRFIfNVQ5odLFjEz8-BNeKOTI8gEqpkDVi/s1600/27867855_759836667546812_2360649457506280423_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="700" data-original-width="525" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgibn7CKYERcHEdI5YLBXC06RcblvR45ATBW1QiO-Oa0DNl_PvuJBsPaSshhoKm8rDtPa5hp3nfgF95uC5u0HRqKVDw_tDHG-FOHKNdBhWivgqRFIfNVQ5odLFjEz8-BNeKOTI8gEqpkDVi/s640/27867855_759836667546812_2360649457506280423_n.jpg" width="480" /></a></div>
<b><span style="color: red;">Kumpulan Cerita Sex 2018 -</span></b> Weekend berikutnya, pak Kacab dinas ke Jakarta, siangnya setelah kantor
tutup, dia ngajak aku untuk kencan lagi. Aku ok saja sambil membayangkan
nikmatnya dientot kontol yang besar lagi. DIa menjemputku di rumah, aku
membawa pakaian, termasuk daleman yang tipis, mini dan seksi untuk
merangsang napsunya. Aku memakai pakaian tank top dan rok mini.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dia tersenyum dan mengatakan aku cantik
sekali dengan pakaian seperti itu, apalagi puserku sering tersingkap
karena tanktopku hanya sepinggang. Dia juga membawa beberapa makanan
kecil dan minuman kaleng. “KIta mau kemana pak”, tanyaku. “Ke hotel
tempat aku nginep”, jawabnya. Di mobil, dia selalu mengelus2 pahaku yang
tersingkap lebih dari separuh karena rok miniku terangkat ke atas. Hal
ini perlahan2 membuatku terangsang. “Kamu udah makan Nes”, tanyanya.
“Belum pak”, jawabku. Kita kemudian pergi cari makan dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di kamar, aku dirangkulnya. Sebuah
ciuman mendarat dipipiku. Aku berdebaran. DIa menggandengku dan duduk di
sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu
tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Mulutku
terkunci karena masih harap2 cemas dengan kenikmatan yang sudah
menungguku untuk menikmatinya. Dia mengambil minuman kaleng yang
dibawanya, dibukanya dan diberikan kepadaku. Selalu dia menunjukkan
perhatiannya tanpa aku minta. “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu
enggak, kan tadi panas diluar”, katanya sambil menepuk2 pahaku. Sambil
tersenyum-senyum dia berlalu ke kamar mandi. Aku heran juga kenapa dia
tidak mengajakku mandi bersama, tapi aku diam saja. Gak lama kemudian,
dia keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk
dipinggangnya. “Gantian deh mandi biar segar”. Di kamar mandi, di bawah
shower, aku mengelus2 toketku dengan busa sabun, demikian pula dengan
jembut dan memekku, sehingga napsuku menjadi ber kobar2. Selesai mandi
aku memakai dalemanku yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model
bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungku,
sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis,
otomatis pentilku yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga
jembutku yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena
bentuknya yang mini, jembutku menyembul di bagian atas, kiri dan kanan
CD ku. Dia yang sedang duduk di sofa membelalakkan matanya ketika
melihat aku keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan
seksi itu. “Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri,
ya. Kamu cantik sekali Yang, seksi sekali” katanya. Aku duduk
disebelahnya dan menjawab “Habis bapak sih mandinya gak ngajak2,
sehingga terpaksa Ines ngelus2 sendiri. Bapak suka kan ngeliat Ines
pakai bikini seperti ini”. “Suka banget, kamu napsuin deh Yang”. “Udah
ngaceng dong pak”. Aku yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini
pasti mengungkit nafsu nya. Kontolnya terlihat mulai bergerak-gerak
dibalik handuk yang disarungkan dipinggangnya.”Ines tahu, pasti bapak
suka, tak usah khawatir, kan weekend ini sepenuhnya milik kita.” Ia lalu
mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalam hitungan detik mulut kami
sudah lekat berpagutan. Aku direngkuh dengan ketat ke dalam pelukannya.
Tangannya mulai bergerilya me remas2 toketku. Pentilku yang sudah
mengeras dipelintir2 nya dari balik bra tipisku, Ini membuat rangsangan
yang lebih hebat lagi buat aku. Aku menggeliat-geliat sambil mulutku
terus menyambut permainan bibir dan lidahnya. Lidahnya menerobos mulutku
dan bergulat dengan lidahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku pun aktif menerobos handuk yang
dikenakannya dan me remas2 kontolnya yang sudah mulai ngaceng itu.
Membalas gerakanku itu, tangan kanannya mulai merayapi pahaku yang
mulus. Dia menikmati kehalusan kulitku itu. Semakin mendekati pangkal
pahaku, aku membuka pahaku lebih lebar, biar tangannya lebih leluasa
bergerak. Peralahan-lahan tangannya menyentuh gundukan memekku yang
masih tertutup CD bikini tipis. Jarinya menelikung ke balik CDku dan
menyentuh bibir memekku dan menggosok2 itilku. Aku mengaduh tetapi
segera dibungkam oleh permainan lidahnya. Badanku mulai menggeletar
menahan nafsu yang semakin meningkat. Tanganku terus menggenggam kontol
yang besar dan panjang itu. Ukurannya ketika ngaceng mungkin sekitar 18
cm dengan diameter sekitar 5 cm. Kontol inilah yang membuat aku menjadi
ketagihan. “Pak, besar banget sih kontolnya, dipakai in obat apa sih
sampai besar begini”, kataku sambil mengocok lembut kontolnya. “Kamu
sukakan sama kontolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya. “Suka
banget pak, kalau sudah masuk semua rasanya memek Ines sesak deh
kemasukan kontol bapak, apalagi kalau udah bapak enjot, gesekan kontol
bapak ke memek Ines terasa banget. Ines udah gak sabar nih pak, udah
pengen ngerasain kontol bapak nggesek memek Ines”. jawabku penuh napsu.
Kocokan lembut jari-jariku itu membuat kontolnya semakin ngaceng
mengeras. Dia mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan
leherku dan sejalan dengan itu bibir mungilku itu menyentuh pentil nya.
Lidahku bergerak lincah menjilatinya. Dia merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Tanganku makin cepat mengocok kontolnya yang semakin
berdenyut-denyut ngaceng. “Ayo ke ranjang”, bisiknya, “Kita tuntaskan
permainan kita.” Aku bangkit berdiri, Dia memelukku. Diangkatnya tubuhku
dan lidahnya yang terus menerabas leherku membuat nafasku
terengah-engah nikmat. Toketku lembut menempel lekat di dadanya. Aku
direbahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, Dia menarik pengikat
bra dan CD ku. Aku biarkan dia melakukan semuanya sambil ber desah2
menahan napsuku yang makin menggila.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah tak ada selembar benangpun yang
menempel di tubuhku, ia mundur dan memandangi tubuhku yang telentang
bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun karena habis mandi. Ia
memandangi rambutku yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketku
yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutku yang rata dengan
lekukan pusernya, pahaku yang mulus dengan pinggul yang bundar
digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu
terlihat gundukan hitam lebat jembutku. “Ngapain pak hanya dilihatin
saja,” protesku. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yang”, jawabnya.
“Semuanya ini milik bapak weekend ini”, kataku sambil merentangkan
tanganku. Dia mendekatiku dan duduk dipinggir tempat tidur. Aku
dipeluknya dengan erat. “Pak, Ines mau menjilati bapak, gantian ya”,
kataku. Dia berbaring, kemudian mulutku mulai menjelajahi seluruh dada
termasuk pentilnya dan perutnya, terus menurun ke bawah mendekati pusar
dan pangkal pahanya. Dengan lincah aku lepaskan belitan handuk
dipinggangnya. Kontolnya yang sudah tegang itu mencuat keluar dan
berdiri tegak. Dengan mulut kutangkap kepala kontolnya itu. Lidahku
dengan lincah memutar- mutar kontolnya dalam mulutku. Dia
mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Puas mempermainkan kontolnya aku
merebahkan diri di sampingnya. Dia mulai beraksi. Disergapnya toket
kananku sembari tangan kanannya meremas-remas toket kiriku. Bibirnya
mengulum pentil toketku yang mengeras itu. Toketku juga mengeras
diiringi deburan jantungku. Puas toket kanan mulutnya beralih ke toket
kiri. Lalu perlahan tetapi pasti dia turun ke perutku. Aku
menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Dia
menjilati perutku yang rata dan dijulurkannya lidahnya ke dalam pusarku.
“Auu..” aku mengerang, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritku semakin keras. Mulutnya
semakin mendekati pangkal pahaku. Perlahan-lahan pahaku membuka dengan
sendirinya, menampakkan memek ku yang telah merekah dan basah. Jembut
yang hitam lebat melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Dia
mendekatkan mulutnya ke memekku dan dengan perlahan lidahnya menyuruk ke
dalam memekku yang telah basah membanjir itu. Aku menjerit dan spontan
duduk sambil menekan kepalanya sehingga lidahnya lebih dalam terbenam.
Tubuhku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatku menggeletar
hebat sedang pahaku semakin lebar membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritku
keras. Dia terus mempermainkan itilku dengan lidahnya. Aku
menghentakkan pantatku ke atas dan memegang kepalanya erat-erat. Aku
melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memek ku. Aku
sudah nyampe yang pertama.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia berhenti sejenak membiarkan aku
menikmatinya. Sesudah itu mulailah dia menjelajahi kembali bagian
tersensitif dari tubuhku. Kembali erangan suaraku terdengar tanda
napsuku mulai menaik lagi. Tanganku menjulur mencari-cari batang
kontolnya. Kontolnya telah ngaceng sekeras beton. Aku meremasnya. Dia
menjerit kecil, karena nafsunya pun sudah diubun-ubun butuh
penyelesaian. Aku didorongnya sehingga rebah ke kasur empuk.
Perlahan-lahan dia naik ke atasku. Aku membuka pahaku lebar-lebar siap
menerima masuknya kontolnya. Kepalaku bergerak-gerak, mulutku terus
menggumam. Mataku terpejam menunggu. Dia menurunkan pantatnya. Kontolnya
berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya.
Dia mengusap-usapkan kontolnya di bibir memekku. Aku semakin
menggelinjang. “Cepat pak. Ines sudah nggak tahan!” jeritku. Dia
menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Dan.. BLESS! Kontolnya menerobos
memekku diiringi jeritanku. Aku tidak perduli apakah tamu disebelah
kamar mendengar jeritanku atau tidak. Dia berhenti sebentar membiarkan
aku menikmatinya. Lalu ditekannya lagi dengan keras sehingga kontolnya
yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya
dalam liang memekku. Aku menghentak-hentakkan pantatku ke atas agar
kontolnya masuk lebih dalam lagi. Aku terdiam sejenak merasakan sensasi
yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan dia mulai mengenjotkan
kontolnya. Pantatku kuputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketku
tergoncang-goncang seirama dengan genjotannya di memek ku. Mataku
terpejam dan bibirku terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi
jeritan. Dia membungkam jeritanku dengan mulutnya. Lidahku bertemu
lidahnya. Sementara di bawah sana kontolnya leluasa bertarung dengan
memekku. “OH..”, erangku, “Lebih keras pak, lebih keras lagi.. Lebih
keras.. Oooaah!” Tanganku melingkar merangkulnya ketat. Kuku-kukuku
membenam di punggungnya. Pahaku semakin lebar mengangkang. Terdengar
bunyi kecipak lendir memekku seirama dengan enjotan kontolnya. ”Aku mau
ngecret, Yang”, bisiknya di sela-sela nafasku memburu. “Ines juga pak”,
sahutku, “Di dalam aja pak ngecretnya. Ines ingin bapak ngecret di
dalam.” Dia mempercepat enjotan kontolnya. Keringatnya mengalir dan
menyatu dengan keringatku. Bibirnya ditekan ke bibirku. Kedua tangannya
mencengkam kedua toketku. Diiringi geraman keras dia menghentakkan
pantatnya dan kontolnya terbenam sedalam-dalamnya. Pejunya memancar
deras. Aku pun melolong panjang dan menghentakkan pantatku ke atas
menerima kontolnya sedalam-dalamnya. Kedua pahaku naik dan membelit
pantatnya. Aku pun mencapai puncaknya. Kontolnya berdenyut- denyut
memuntahkan pejunya ke dalam memekku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu
mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan Dia mengangkat
tubuhnya. Dia memandangi wajahku yang berbinar karena napsu yang telah
terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku. “Bapak hebat sekali”,
kataku, “Rasanya lebih nikmat dari yang kemarin”. “Kamu juga luar biasa
Yang”, sahutnya, “Aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari
sebelumnya, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal
kan Yang ngentot denganku?” “Tidak”, kataku, “Ines malah pengen
dipuasin lagi.” “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” jawabnya. Dia
mencabut kontolku dan rebah di sampingku. Kami beralih ke kamar mandi.
Dia memandikanku di shower. Kedua tangannya menyabuniku seluruh tubuhku,
toket, puser, jembut dan memekku menjadi sasaran elusan tangannya yang
dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tangannya akhirnya
merangsang napsu ku kembali. Aku heran juga, mengapa napsuku cepat
sekali naik, padahal dia baru selesai mengentoti ku. “Pak, Ines sudah
napsu lagi, pengen ngerasain kontol bapak keluar masuk di memek Ines
lagi”, kataku sambil meremas2 kontolnya yang juga mulai mengeras. “Iya
Yang, sambil ngeremas2 toketmu, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di
kamar mandi ya”., jawabnya. Luar biasa kasiat supplemen yang diminum
Dia, dalam waktu singkat sudah membuat kontolnya ngaceng lagi, keras
sekali kontolnya ketika ku kocok2.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia duduk di atas closet dengan
kontolnya yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Aku mengangkangkan
pahaku dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dientot. Aku sudah
duduk merapat di pahanya. Kontolnya yang sudah ngaceng tanpa halangan
langsung menerobos memek ku, bersarang sedalam-dalamnya. Aku disuruhnya
segera menggoyang pantatku. Terasa nikmat sekali. Kedua toketku
diremas2nya dengan penuh. Dia juga mengenjotkan kontolnya kedepan
kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat aku
mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar dia
merangsang napsuku, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking
nikmatnya. Aku menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatku. Aku sudah
makin terangsang sehingga akhirnya badanku mengejang-ngejang diiringi
erangan kenikmatan. “Auu.. pak!” jerit ku. Untuk beberapa saat kami
terdiam. Ia memelukku erat-erat. “Yang, aku belum ngecret kok kamu udah
nyampe”, katanya. “Habis, nikmat banget sih rasanya kontol bapak nyodok2
memek Ines”, jawabku terengah. “Kita terusin ya Yang”, aku hanya
mengangguk lemas.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8sAExvzLurnHjfOLjqYEDFI6UtW3TR9_v-dRysW3tIuWtikzLAaKRrpHHhtGk4vk5bjd9XDzUBA1W81nOsOg1f6a3WkwBXLsin2l6pkKC1sMNhEy8EC0pG0on9SCPJBRO2EqhEDHxTFiQ/s1600/27857759_759930544204091_2494750511978729398_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="726" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8sAExvzLurnHjfOLjqYEDFI6UtW3TR9_v-dRysW3tIuWtikzLAaKRrpHHhtGk4vk5bjd9XDzUBA1W81nOsOg1f6a3WkwBXLsin2l6pkKC1sMNhEy8EC0pG0on9SCPJBRO2EqhEDHxTFiQ/s640/27857759_759930544204091_2494750511978729398_n.jpg" width="484" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia mengajakku berdiri dan menyuruhku
membungkuk di wastafel dan membuka pahaku lebar2. Dia mendekat dari
belakang. Tangannya menyapu lembut pantatku yang mulus tapi padat. Aku
menggigit bibirku dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya
kontolnya yang masih keras. Tangannya melingkari kedua pahaku lalu
diarahkannya kontolnya ke memek ku. Perlahan-lahan kepala kontolnya yang
melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos memekku. Aku
mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak Dia berhenti dan membiarkan
aku menikmatinya, lalu mendadak dihentakkan pantatnya keras ke depan.
Sehingga terbenamlah seluruh kontol nya di memek ku. “Aacchh..!!”, aku
mengerang keras. Rambutku dijambaknya sehingga wajahku mendongak ke
atas. Sambil terus menggenjot memek ku, tangannya meremas2 kedua toketku
yang berguncang2 karena enjotannya yang keras, seirama dengan keluar
masuknya kontolnya di memekku. Terdengar bunyi kecipak cairan memekku,
aku pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, Dia semakin
bernafsu. Enjotan kontolnya dipercepat, sehingga erangan dan lenguhan ku
makin menjadi2. “Oohh..! Lebih keras pak. Ayo, cepat. Cepat. Lebih
keras lagii!” Keringatnya deras menetesi punggung dan dadaku. Wajahku
pun telah basah oleh keringat. Rambut ku semakin keras disentak.
Kepalaku semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, dia
membenamkan kontolnya sedalam-dalamnya. Aku menjerit karena kembali
nyampe untuk yang kedua kalinya. Kedua tangannya terus meremas2 toketku
dengan penuh nafsu. Ia pun makin keras menghentakkan kontolnya keluar
masuk memekku sampai akhirnya pejunya menyemprot dengan derasnya di
dalam memekku. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas aku rebah di
wastafel dan dia menelungkup di atas punggungku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kami diam di tempat dengan
kontolnya yang masih menancap di memekku. Kemudian Dia membimbingku ke
shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran
air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta
diisi.Kembali lagi enersiku terkuras ngelayani si bapak. Dia keluar
lebih dulu, terdengar dia menelpon room service untuk memesan makan
malem dan minumannya. Kemudian dia kembali ke kamar mandi dan memelukku
yang masih berada dibawah shower air hangat. “Yang, nikmat sekali
ngentot dengan kamu”, katanya. “iya pak, Ines juga nikmat sekali, masih
ada ronde ketiga kan pak?” harapku. “Pasti dong”, jawabnya sambil
tersenyum. Terdengar bel pintu, Dia menyarungkan handuk di pinggangnya
dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu dia kembali
ke kamar mandi, shower dimatikan dan badanku dikeringkannya dengan
handuk. “Yang, kamu masih punya daleman yang lain?” tanyanya. “Ada pak”,
jawabku. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan dia, terbungkus
handuk. Aku mengambil dalemanku yang kedua dan kemabli ke kamar mandi.
Kali ini aku memakai bra tipis model bertali dan g string mini yang juga
bertali, keduanya tipis sehingga sangat terbayang bagian2 tubuhku yang
ditutupinya. Karena g string ku lebih minim daripada CD sebelumnya,
praktis jembutku yang lebat itu berhamburan ke mana2. Aku keluar dari
kamar mandi dan duduk di sofa disebelah Dia. Dari jendela kamar terlihat
lampu2 sudah menyala karena memang tidak terasa sudah gelap di luar
sana. Matanya ber binar2 memandangi aku dengan CD yang lebih minim lagi.
Kelihatan sekali dia berusaha menahan napsunya karena perut sudah
keroncongan. Kami makan malam sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam
keadaan yang hampir telanjang dipeluk olehnya. Aku menyandar di dadanya
yang bidang. “Pak, Ines bahagia sekali dengan bapak, mau rasanya Ines
jadi istrinya bapak, supaya bisa ngerasaain dientot sampai lemas”,
sambil mengelus2 pentil nya. Dia mengangkat daguku dan mencium bibirku
dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat
tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi siang,
toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidur dipelukannya, rambutku yang
basah di elus2nya. Karena kenyang, lemas dan nyaman, aku sampai tertidur
dipelukannya. Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tahu aku terbangun
karena keningku diciumnya dengan lembut. “Kamu tidur pules sekali Yang,
gimana masih mau lagi tidak?” tanyanya sambil tersenyum. Aku menggeliat,
terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya
aku kembali ke pelukan dia. Handphone nya berbunyi, dia bangun dan
mengambil hp nya. Terus dia duduk disebelahku di tempat tidur, sambil
tersenyum dia bertanya “Yang, mau main bertiga enggak?” “Pak, ngentot
sama bapak saja Ines udah lemas begini, apalagi kalo dientot sama 2
cowok”, jawabku. “Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek’ gimana, tadi ada
cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih
aku ngebook dia untuk malem ini kawatir kamu gak bisa nemenin aku. Ayu
namanya” jawabnya menerangkan. Walaupun aku cemburu lagi mendengarnya,
sepertinya dia akan melaksanakan niatnya “Ya terserah bapak aja deh”.
“Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Ayu, enggak
jauh kok tempatnya dari hotel”, katanya sambil keluar kamar. Karena
masih lemas aku tertidur lagi sampai terdengar ketukan dipintu. Aku
bangun dan membukakan pintu. Dia masuk dengan cewek abg yang dibawanya.
Aku diperkenalkan dengan Ayu, Ayu terbelalak melihat aku yang hanya
mengenakan bra dan g string mini yang tipis, dan membuka jaketnya. Ayu
hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besar,
kayanya lebih besar dari toketku. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan
ada kumis tipis diatas bibirnya. Pantas pak Kacab napsu sekali ingin
mengentoti Ayu. Dia memang biasa ngentot dengan oom oom, katanya setiap
weekend dia selalu ngentot dengan oom oom. “Sori ya mbak, Ayu enggak
tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak”, katanya. “Gak apa2 kok
YU, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa”, jawabku. Pak Kacab
memperkenalkan aku sebagai Yayang, dia tidak mau menyebutkan namaku yang
sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pak Kacab keluar dari kamar mandi hanya
dengan balutan handuk, rupanya dia sudah tidak sabar lagi untuk segera
ngentot dengan Ayu. Ayu segera duduk disebelahnya di sofa. Dia merangkul
Ayu dan mencium bibirnya. Tangannya mulai mengelus toket Ayu yang
montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Ayu. Ayu pun tidak
tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kontolnya yang
sudah ngaceng sekeras tank baja. “Besar banget kontolnya oom”, kata Ayu.
“Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kontol segede ini YU”, katanya
sambil meringis2 kenikmatan karena Ayu mulai meremas2 kontolnya.
“Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Ayu belum
pernah lihat. Memek Ayu sudah empot2an ngelihat kontol oom segede ini,
udah pengen dienjot oom”, kata Ayu yang juga sudah mulai napsu. Dia
makin getol meremas2 toket Ayu dari luar tanktopnya. Kayanya dia mau Ayu
yang aktif lebih dahulu. Ayu segera melepas lilitan handuk dia sehingga
kontolnya yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Ayu
langsung menyergapnya, kontolnya yang sudah tegang itu langsung
diemutnya. Cukup lama Ayu mengemut kontolnya, sampai akhirnya pak Kacab
sudah tidak dapat menahan napsunya lagi. Segera tanktop Ayu dan celana
pendeknya dilepas, kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Ayu sudah
bertelanjang bulat. Toket Ayu besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang
pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom
yang mengentotinya. Jembutnya lebih lebat dari jembutku, mengitari
memeknya, sehingga memeknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Dia
menarik Ayu ke tempat tidur, aku memberi tempat untuk mereka. Kulihat
dia berbaring merapat ke Ayu. Kakinya diangkat dan digesek-gesekkan
diatas paha Ayu, sementara tangannya kembali meremas toket Ayu yang
pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan dia turun menciumi leher Ayu
dan memutar-mutarkan lidahnya di pentil toketnya, sementara tangannya
menjelajah ke pangkal paha Ayu, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Dia
mengusap bibir memek Ayu sehingga Ayu menggelinjangkan pinggulnya.
Kuperhatikan Ayu memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsangannya
sambil meremas2 perlahan kontolnya. Dia memainkan ujung jarinya menyapu
bibir memek Ayu yang sudah membasah. Pentil Ayu terus dijilatinya
bersamaan dengan menggosok perlahan perlahan itil Ayu dengan ujung jari
telunjuknya. Serta merta Ayu menggoyangkan pantat dan pinggulnya,
menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya,
sementara tangannya menggenggam erat kontolnya yang mengeras dan
berdenyut-denyut. “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,” Ayu mengerang
menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Ayu
bergetar hebat dan kadang menjepit tangannya dengan erat saat jarinya
masih menyentuh itil Ayu. Kontolnya terus dicengkeram Ayu dengan keras.
Dia juga terus meremas perlahan toket Ayu yang tambah mengeras dan
membusung itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya terjepit
diantara kedua paha Ayu. Ayu terus meremas kontolnya, tangan satunya
memeluk pak Kacab erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras
sekali hingga sprei putih itu berserakan tak karuan, Ayu sudah nyampe
sebelum dientot. Memang dia luar biasa kalau merangsang cewek. Tanpa
berhenti itil Ayu terus dimainkan pelan. Aku yang menonton adegan itu
menjadi sangat terangsang sehingga memekku juga sudah kuyup, tetapi
giliranku belum tiba sehingga aku harus bersabar sambil menonton adegan
super hot itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pentil Ayu terlihat menonjol keras
kecoklatan, mungkin Ayu sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka
lebar-lebar. Memek nya basah, demikian pula jembut hitam lebat di
seputarnya. Dia segera menaiki Ayu, kontolnya yang sudah menegang
diarahkan ke memek Ayu. Ujung kontolnya menguak perlahan-lahan bibir
memek Ayu. Ayu mendesah nikmat ketika dia perlahan-lahan menyuruk masuk.
Kontol yang besar itu menerobos memek Ayu yang telah basah berlendir.
Ketika separuh kontolnya telah menerobos memek Ayu, dia berhenti sejenak
dan membiarkan Ayu menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Ayu yang
menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari
mulutnya keluar desah-desah nikmat. Setelah aku menikmati ekspresi penuh
kenikmatan wajah Ayu di saat itulah pantat pak Kacab kucium. Dia
terkejut karena geli. Reaksinya tak terduga. Dia menyodokkan kontolnya
dengan keras ke arah Ayu. Kontolnya yang besar dan panjang itu langsung
menerobos memek Ayu sehingga tertanam sepenuhnya. Ayu tersentak dan
membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Aaoohh oom”, erang Ayu
penuh kenikmatan. Ayu menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima
kontolnya sepenuhnya. Pahanya yang membelit pinggang pak Kacab. Setelah
berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Ayu untuk menikmati
sensasi ini, dia mulai bergerak. Kontolnya dienjotkan maju mundur.
Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Ayu
bergetar-getar seirama dengan enjotan kontolnya. Mulut Ayu terbuka dan
mendesis-desis. Dia segera melumat bibir Ayu dan Ayu membalasnya.
Tubuhnya mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Ayu. Ayu
membuka pahanya lebar-lebar sehingga dia dapat leluasa menggenjot memek
Ayu. Terdengar kecipak bunyi cairan memek Ayu karena sodokan kontolnya.
“Aku mau nyampe oom” erang Ayu. “Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!” Dia
mempercepat gerakannya dan dalam hitungan dua menit, Ayu menjerit
sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya
menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit
pinggang pak Kacab dan tangannya memeluk dengan eratnya. Desah puas
terdengar dari mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yayang masih menunggu Yu”, katanya
mengingatkan. Ayu mengangguk dan melepaskan pelukannya. Dia mencabut
kontolnya yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri
lendir memek Ayu. Dari memek Ayu kulihat aliran lendir memeknya. Ayu
tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya
membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitan pak Kacab.
Pak Kacab menoleh ke arahku “Sekarang giliranmu Yang”. dia melepaskan
bra dan g string yang melekat ditubuhku dengan cepat, dia sudah tidak
sabar untuk segera mengentotiku. Dia tahu bahwa aku sudah sangat
bernapsu dari g stringku yang sudah basah itu. Langsung dia menyuruh aku
menungging, dia rupanya ingin melakukan lagi doggie style seperti yang
dilakukannya di kamar mandi beberapa saat yang lalu. “Ayo,pak, aku udah
nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kontol bapak yang gede itu.”
“Siapa takut!” sahutnya. Karena aku sudah sangat terangsang, dia tidak
menunggu lama-lama. Langsung saja diarahkannya kontolnya ke arah memek
ku. Jembutku yang hitam lebat itu disibaknya tampaklah bibir memekku
yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Aku menurunkan kepalaku
hingga bertumpu ke bantal. Pantat kuiangkat. Aku meremas ujung-ujung
bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhku
meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kontolnya akan
menerobos memekku. Dia makin merapat. Dia mengelus-elus kedua belahan
pantatku. Perlahan-lahan dia mempermainkan jembut lebat disekitar
memekku yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilku. Aku
mengerang-erang menahan napsuku yang semakin menggila. Pantatku bergetar
menahan rangsangan tangannya. “Ayo, pak”, erang ku. “Udah nggak tahan
nih!” Dia mengarahkan kontolnya yang masih sangat keras itu ke arah
memek ku. Diselipkannya kepala kontolnya di antara bibir memekku. Aku
mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti dia mendorong kontolnya ke depan.
Kontolnya menerobos memek ku. Aku menjerit kecil sambil mendongakkan
kepalaku ke atas. Sejenak dia berhenti dan membiarkan aku menikmatinya.
Ketika aku tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak
dia menyodokkan kontolnya ke depan dengan cepat dan keras sehingga
kontolnya meluncur ke dalam memekku. Aku tersentak dan menjerit keras.
“Aduh pak, enak!” jerit ku. Pak Kacab mempercepat enjotan kontolnya di
memekku. Semakin keras dan cepat enjotannya, semakin keras erangan dan
jeritanku. “Aa..h.!” jerit ku nyampe. Aku terkapar di tempat tidur
telungkup, sementara dia belum juga ngecret. Kemudian aku ditelentangkan
dan dia menaiki tubuhku, pahanya menempel erat dipahaku yang
mengangkang. Kepala kontolnya ditempelkan Ke itilku. Sambil menciumi
leher, pundak dan belakang telingaku, kepala kontolnya bergerak- gerak
mengelilingi bibir memekku yang sudah basah. Aku merem melek menikmati
kontolnya di bibir memekku, akhirnya diselipkannya kontolnya. “Aah”‘
jeritku keenakan. Aku merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi
sedikit dimasukkannya kontolnya. Aku menggoyangkan pantatku sehingga
kontolnya hampir seluruhnya masuk. “Pak enjot dong kontolnya, rasanya
nikmat sekali”. Perlahan dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk
memekku. Aku menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha
ku kangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakiku melingkar di pantatnya
supaya kontolnya masuk sedalam-dalam ke memekku. Aku berteriak-teriak
dan merapatkan jepitan kakiku di pantatnya, sambil menarik kuat-kuat
sprei tempat tidur. Dia membenamkan kontolnya seluruhnya di dalam
memekku. “Pak, aku nyampe lagi.. Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritku. Beberapa
saat kemudian, dia membuka sedikit jepitan kaki ku dipantatnya, paha ku
dibukanya lebar2 dan akhirnya dengan cepat di enjotnya kontolnya keluar
masuk memekku. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan
enjotan kontolnya di memekku dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang
meledak dari dalam kontolnya. Croot.. Croot.. Croot.. Croot.. “Yang, Aku
keluar”, erangnya. Pejunya muncrat banyak sekali memenuhi memekku.
Tanganku mencekal pahaku dan menarik erat-erat ke arah kontolnya,
sehingga kontolnya terbenam makin dalamnya di memek ku. Aku bersimbah
keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Aku
mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur
tubuhnya. Dia membiarkan kontolnya tetap menancap di memekku dan
mendaratkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!”
kataku. “Bapak luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali
nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”. Dia mencabut kontolnya dari memek
ku. Pejunya bercampur cairan memek ku, menetes membasahi pahaku. Kami
bertiga rebah di tempat tidur. Dia ditengah diantara Ayu dan aku. Aku
mencium pipinya, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang
masih membekas. Akhirnya aku kembali terlelap karena kelelahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi harinya aku terbangun karena tempat
tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Ayu, rupanya dia
sudah memulai aktivitas pagi dengan mengentoti Ayu. Ayu yang telentang
mengangkang menjerit keenakan “Aa..”, jeritnya. Kontolnya yang besar dan
panjang itu menerobos ke luar masuk memek Ayu. Ayu menghentak-hentakkan
pantatnya ke atas sehingga kontolnya menyuruk lebih dalam lagi. Dia
berhenti dan membiarkan Ayu menikmatinya. Ayu terus mendesis-desis dan
mengerang-erang nikmat. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk.
Erangan Ayu semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan
enjotannya. Ayu mencengkam kedua lengan dia sementara dia tetap saja
mengocok kontolnya keluar masuk dengan cepat. “Cepat.. oom..” gumam Ayu,
“Ayu mau nyampe..” Dia lebih mempercepat tempo enjotannya. Tiba-tiba
Ayu menarik tubuhnya hingga dia rebah sepenuhnya di atas tubuh Ayu.
“Aaahh..”, jeritnya. Tubuh Ayu bergetar hebat. Pantatnya dihentak-
hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantat pak Kacab
sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Dia mencabut
kontolnya yang berlumuran dengan cairan memek Ayu, masih keras karena
belum ngecret.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sekarang giliranmu Yang”, bisiknya.
Tubuhku diraihnya dan toketku menjadi sasaran remasannya. Tangan satunya
merambah jembutku yang lebat. “Aah pak”, erangku. “Bapak kuat sekali
ya”. dia tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketku. Ayu bangun
dan segera mengemut kontolnya, dijilati cairan yang melumuri kontol itu,
dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulut Ayu. Ayu
mengangguk2kan kepalanya sehingga kontol besar itu keluar masuk di mulut
Ayu. Dia mengerang keenakan. Jari2nya terbenam di dalam memekku yang
sudah basah karena menonton adegan syur antara dia dan Ayu, napsuku juga
sudah berkobar2 dari tadi. Aku telentang dengan mata tertutup dan
pahaku sudah mengangkang lebar siap untuk dientot. Ayu menyudahi
emutannya. dia menaiki aku dan mengarahkan kontolnya yang masih keras ke
memekku. Kontolnya diusap-usap di bibir memek ku. Aku mendesis dan
mulai menggelinjang. Kepala kontolnya perlahan-lahan mulai menguak bibir
memekku yang telah basah. Dia menekan kontolnya sedikit demi sedikit
dan kurasakan kontolnya mulai memasuki memekku. Aku mulai
mendesah-desah. Tiba2 dia menyurukkan kontolnya ke dalam memekku.
“Aaa..” jeritku keras. Mataku membelalak. Kontolnya menancap dalam
sekali di memekku. Kemudian dia mulai menggerak-gerakkan kontolnya
keluar masuk. Tangannya menyusup ke punggungku dan memelukku erat.
Mulutnya terbenam di leherku. “Lebih keras lagi pak”, erang ku. Dia
memompa kontolnya keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur
dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Dia mengangkat
sedikit dadanya. Mulutnya segera menerkam toket kiriku yang
berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ” Pak, aku
mau nyampe lagi”, kataku terputus-putus. “Aku juga”, sahutnya. Dia
meningkatkan kecepatan genjotan kontolnya . Aku menjerit-jerit semakin
keras, dan merangkulnya erat-erat. Aku sudah nyampe. Akhirnya dengan
satu hentakan keras dia membenamkan kontolnya dalam-dalam. Aku menjerit
keras. Pantat kuhentak- hentakkan ke atas. Paha kurangkat membelit
pinggangnya mengiringi muncratnya peju dia ke dalam memekku. Sungguh
pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar sepuluh menit aku diam
membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Dia melepaskan
kontolnya dan terhempas ke atas kasur empuk di antara Ayu dan aku.
Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan
membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan aku
menggosokkan body foam ke badannya. Tidak dengan tangan tetapi dengan
toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu rupanya pak Kacab
terangsang kembali. Perlahan-lahan kontolnya mulai bangun lagi. “Wuii..
Si ujang sudah bangun nih”, goda Ayu sambil mengelus kontolnya, “Sesudah
ini kita makan dan mulai ronde berikutnya”, lanjutnya. Acara mandi
selesai dan dia memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan
makan pagi datang, Ayu dan aku bergegas kembali ke kamar mandi karena
masih bertelanjang bulat. Dia menerima pesanan makan itu hanya dengan
berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan
lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah
acak2an sepreinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh
napsu segera kontolnya diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke
mulutnya sehingga keras kembali. ”Ayo”, katanya, “Sekarang kalian
menungging. Aku mau doggy-style”. Tanpa berkata-kata Ayu dan aku segera
melaksanakan perintahnya. Dia memandang pantat kami, tangannya mengelus2
memek kami dari belakang. Itilku digesek2, aku yakin itilnya Ayu pun
demikian. ”Ayo oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”. Dia mengarahkan
kontolnya yang sudah mengeras ke arah memek Ayu. Tanpa kesulitan,
kontolnya menembus memek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit
mengenjot memek Ayu, dia lalu beralih ke aku. Aku menjerit kecil ketika
kontolnya menerobos memekku. Dia mengenjot perlahan lalu semakin cepat.
Aku mengerang keras. Beberapa menit kemudian dia beralih ke Ayu. Begitu
seterusnya berkali2. Akhirnya dia mengenjot memek Ayu dengan keras. Ayu
menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kontol dia bergerak
keluar masuk memeknya. dia mempercepat gerakan kontolnya dan menghentak
keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur.
Melepaskan diri dari Ayu, dia beralih ke aku. Dengan cepat dia
menelentangkan aku, kemudian dihujamkannya kontolnya ke dalam memekku.
Aku juga menjerit keras. Toketku berguncang2 seirama dengan enjotan
kontolnya. “Aaauu, pak” jeritku, “Aku mau nyampe!” “Aku juga”, balasnya
sambil menghentakkan kontolnya keras-keras. Dia rubuh ke atas tubuhku,
aku ditindihnya. Di saat itu kurasakan deras pejunya memancar ke dalam
memekku. Aku letih, juga dia dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan
mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dia dan Ayu juga. Aku duduk di
tempat tidur. Dari memekku pejunya bercampur dengan ciranku menetes
keluar. Dia merangkul bahuku. “Terima kasih Yang, terima kasih Ayu”,
kataku, “Terima kasih untuk weekend yang sangat nikmat ini”. “Harusnya
aku yang berterima kasih ke bapak, karena bapak sudah memberikan
kenikmatan yang sangat buat aku, juga buat pejunya yang selalu bapak
muncratkan di memekku”</div>
riskaisabellahttp://www.blogger.com/profile/10966692292234891163noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006439158224131126.post-13459755055571842862018-08-08T09:39:00.000-07:002018-08-08T09:39:48.834-07:00Kumpulan Cerita Sex Melepas Rindu Sex Untuk Kekasih<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuygGmRWPO8GnYyHBY-aBgZUYbtimkkYgJc2ag3IPwIeGW1nK0Aog_biwL_bThPgsPZgbz0SNKEnS8i3kQSs8xSx4hdGLPLiH12UHc3uVPAfrBAmnEACvPz7Q0b0bwLfO8W6UBoK302WVs/s1600/images+%252817%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuygGmRWPO8GnYyHBY-aBgZUYbtimkkYgJc2ag3IPwIeGW1nK0Aog_biwL_bThPgsPZgbz0SNKEnS8i3kQSs8xSx4hdGLPLiH12UHc3uVPAfrBAmnEACvPz7Q0b0bwLfO8W6UBoK302WVs/s400/images+%252817%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<b><span style="color: red;">Kumpulan Cerita Sex 2018</span></b> - Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut
panjang terurai dengan raut wajah yang manis terlihat sedang menanti
kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang pemuda yang mengenakan
kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju kerumah
gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali
mengawasi depan rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau
belum.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi, harum dan segar siang itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hallo Mas Adietya sayang..” sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.<br />
“Hallo juga.. Sayang,” balasku pendek.<br />
“Sudah lama yah nunggunya,” lanjutku lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Antara aku dan si gadis memang terlihat
mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui panggilan ataupun
sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan
keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya
lagi ke rumah saudaranya yang pulangnya nanti sore.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra, sambil membisikan kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Adiet kangen banget nih sayang,” bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.<br />
“aku juga kangen Mas sayang..” jawabnya pelan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kita terlibat perbincangan
sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan mengajaknya
masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali,
sampai-sampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat
kita bertatapan wajah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu cantik sekali siang ini sayang..” kataku lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sembari tanganku meremas kedua tangannya
dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik tubuhnya lebih rapat. Si gadis
tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan dengan
memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama
bibirku sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang
ranum, sembari dia memejamkan kedua bola matanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk
memberikan perasaan yang membuat nya mendesah sesaat setelahnya. Di
balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos
warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya.
Dengan dua kali gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran
36b itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jemari tanganku langsung mengelus tepian
payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan itu. Dan tak lama
setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang
nampaknya dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan
desahannya yang sensual.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayang..” desahnya lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil memilin, bibirku tak lepas dari
bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali mulutku menghisap
lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka kaos
putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di
putingnya yang menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung
payudaranya, yang membuat dia menggelinjang dan mendesah kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil membisikkan kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya,” bisikku lirih di telinganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang
manis sembari kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si
gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih. Layaknya
kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga
yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak berselang lama kemudian, aku
mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas meja belajar
yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya,
kecuali bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di
ruang tamu. Perlahan aku memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku
lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya dengan lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bibirku mencumbui setiap senti permukaan
kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku mencapai belakang
telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan
dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang
oleh setiap cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku
mencumbui setiap titik sensitif yang ada di tubuh sang gadis. Jemariku
mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa kesulitan aku
menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam
warna hitamnya yang sexy.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian aku melemparkan celana jeansnya
ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan
pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan dan
sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat
bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Mas sayang..” desahnya parau.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bibirku yang sejak tadi bermain di atas,
kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk merangsangnya di
bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit
perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang
mengakibatkan tubuhnya menggelinjang kedepan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ssshh..” desisnya lirih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan kemudian aku mulai menurunkan
celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy.
Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal pahanya
dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku
mencium aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam
dan lebat sekali, namun cukup terawat terlihat olehku sekilas dari
bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tak lama lidahku sudah menjilati
bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Kemudian aku
lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir
dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di
keluarkan dari lubang vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan
bersamaan dengan tersentuhnya benjolan kecil di atas vagina miliknya
oleh ujung lidahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.<br />
“Aku nggak kuat Mas..” tambahnya lirih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang aku lanjutkan dengan menghentikan
tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis dari atas meja,
kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil
menatap penisku yang sudah berdiri tegang sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan gerakan lincah bibir sang gadis
langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan memutar lidahnya di
dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat.
Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari
jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku serta bibir dan
lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Sayang” desahku pelan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Rambutnya yang hitam panjang ku remas
sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhku.
Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku
merengkuh bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan
pantatnya yang padat berisi di tepian meja sementara salah satu kaki
jenjangnya menjuntai ke lantai.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan gerakan lembut aku mengangkat
paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat selanjutnya tangan
kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan
rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya
yang sudah basah oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung
telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan bibir bawah vaginyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat” jeritnya lirih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku masih belum merespon atas jeritan
lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati
kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang
sebelah kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras
desahannya terdengar.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah” pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Slepp..” irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hekk.. Mmm..” gumamnya lirih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setengah dari batang penisku sudah masuk
ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan gerakan bibirku mengulum
bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya lembut.
Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi
sedikit sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan
aku mengarahkan ujung penisku menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis
menggumam lirih karena mulutku juga masih mengulum bibirnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mmm.. Mmm” gumamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis
menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut yang membuat tubuhku ikut
mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat gerakan
maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan
mendapatkan orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang
merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya lirih.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNq8UU9FWV9BppPoAk2wn_PJ_sdAmZV4TDKVKTrBWR8Wen4n0mzU9CTfEKFPjOFaiG2AzkzONO88_bJlKPimdNTDxxr-a1mLo87vUHlkRZMGEm-SwIoeDtVyCFW2SmvpW2es3DfEG0PsSe/s1600/download+%25285%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="251" data-original-width="201" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNq8UU9FWV9BppPoAk2wn_PJ_sdAmZV4TDKVKTrBWR8Wen4n0mzU9CTfEKFPjOFaiG2AzkzONO88_bJlKPimdNTDxxr-a1mLo87vUHlkRZMGEm-SwIoeDtVyCFW2SmvpW2es3DfEG0PsSe/s400/download+%25285%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayangg..” jeritnya bergetar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bersamaan dengan aliran hangat yang
kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat batang penisku.
Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi.
Tak lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup
bibirku kembali sambil mengucapkan kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Thanks yah.. Mas sayang”ucapnya mesra.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini” ucapku kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya beberapa saat setelah sang gadis
mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku sembari
kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik
pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku
bongkahan pantatnya yang sexy dengan belahan vaginanya yang
menggairahkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan aku memajukan tubuhku sambil
memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya,
sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya
sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi
sedikit membelah vaginanya lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Slepp..” masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.<br />
“Sss..” sang gadis mendesah menerima desakan penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku perlahan meremas payudaranya
dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang
sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai gerakan
maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Posisi ini menimbulkan sensasi
tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh G-spotnya,
sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya
mulai dari kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian
tubuh lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayang” desahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ujung jemariku menyentuh lubang
anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju mundurkan penisku. Setelah
cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa belahan vaginanya.
Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam posisi
membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya
lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.<br />
“Ohh.. Mas sayang aku juga mau” sahutnya pelan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mempercepat gerakanku memompa
vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan
ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua
pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Creett.. Ohh.. Sayang,” jeritku kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menyemburlah spermaku yang cukup banyak
ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di
kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini sampai
akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang
telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.</div>
riskaisabellahttp://www.blogger.com/profile/10966692292234891163noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006439158224131126.post-82277743916964407612018-08-08T09:24:00.000-07:002018-08-08T09:24:11.784-07:00Kumpulan Cerita Sex Nikmatnya Pecah Perawan Gadis ABG 15thn<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7L3lwA9-1SG1uCdUXTOET5Of2sPjqekYWWcoPiqoNpm5c8wVZISvW_rGgtp1rlJvIFmWchrLW4f1IuiipRyz-cF8WxlIcpgDR1f5l_5rY2FWIv4Y67EtVBoi3NE7iUL8pHkr2lO03Al2_/s1600/images+%252825%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="275" data-original-width="183" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7L3lwA9-1SG1uCdUXTOET5Of2sPjqekYWWcoPiqoNpm5c8wVZISvW_rGgtp1rlJvIFmWchrLW4f1IuiipRyz-cF8WxlIcpgDR1f5l_5rY2FWIv4Y67EtVBoi3NE7iUL8pHkr2lO03Al2_/s640/images+%252825%2529.jpg" width="425" /></a></div>
<b><span style="color: red;">Kumpulan Cerita Sex 2018</span></b> - ini terjadi gara-gara istriku yang pulang kampung. Sementara birahi sex
ku yang memuncak dan tak bisa terbendung lagi. Yah akhirnya terjadilah<em> cerita sex</em> ini. Maklumlah di usia setengah baya ini emang gelora seks ku ga pernah ada hentinya minta jatah ngentot sama istriku.<br />
<br />
Daripada ga ada yang dientot ya mending ngentot sama gadis tetanggaku
yang masih perawan dan memeknya masih sempit trus legit. Oke ga usah
panjang lebar langsung aja aku ceritakan pengalaman seks ku pada kalian
semua ya . Selamat menyimak.Minggu sore hampir pukul empat. Setelah
menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik
kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah
sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua
hari mendatang, karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya.Anak
tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu
berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya.
Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat
nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian”,
gumamku. Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil
segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak
mereda.Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku
kembali berdenyut-denyut.Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat
terpikir untuk jajan saja. Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit
kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai
sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk
menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku
uring-uringan tak karuan. Soalnya dua hari sekali harus nancap.“Sekarang
minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk
di teras depan membaca surat kabar pagi yang<br />
belum tersentuh.Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku
mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.<br />
“Selamat sore Om. Tante ada?”<br />
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”<br />
“Wah gimana ya..”<br />
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.ABG
berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong
sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu”,
tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.“Anu Om,
Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”<br />
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang<br />
tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.<br />
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.<br />
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.Kuletakkan surat kabar dan masuk
ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti.
“Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian membanting
pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi
membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil.
Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang. Bentuknya sangat bagus
untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di baju
kaosnya.Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa
menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.“Nggak ada Om. Ini lama
semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. “Nggg.. mungkin ada di kamar
Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu memperhatikan anak
itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku
uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah
mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang tanpa
sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik di telingaku,
“inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut. Tapi dia
masih kecil dananak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang
penting birahimu terlampiaskan”.Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di
dalam kamar kulihat anak itu berjongkok membongkar majalah di sudut.
Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan.“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.“Belum
Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?”
“Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”Gadis itu tanpa curiga segera
berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan
menghidupkan televisi kamar.“Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya
bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak
menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi
potongan-potongan adegan orang bersetubuh.<br />
“Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus
ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha
memalingkan pandangannya.Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku
memeluk gadis itu dari belakang.“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di
telinganya.“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku
yang melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.
“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”“Tapi..
tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku.
Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya.<br />
Dia melenguh dan hendak memberontak.“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok.
Om sudah pengalaman..”Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi
pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya,
dia mengerang.Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya
kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar
lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna<br />
hitam.“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua
kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian
kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal
kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi
bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.Tak menunggu lebih
lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku
mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus
menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian
kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan
lebih keras lagi.Oke Non.Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi
dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan
milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali
orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul
kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya
yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat,
memilin, dan mencium putingnya yang kecil.“Ahh..” keluh gadis itu.
Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang
mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan beginian?” tanyaku sambil
menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak
lagi?”Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya.
Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.
Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus
hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan.
Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap
cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya.
Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang.Kemudian
kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi
sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu
lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat
sebentar karena dia tampak menahan nyeri.“Kalau sakit bilang ya”, kataku
sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku
akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan
pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk.“Auw..
sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang
vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit
kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku
maju. Sampai akhirnya..“Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku
menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik
darah membasahi sprei.Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi
bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot
anak itu.“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku
mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya
pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu.
Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke
pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.“Nggak sakit lagi
kan? Sekarang terasa enak kan?”<br />
“Ouuu enak sekali Om…”<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRx5TLXQjTgRyTb1RhuS-srjZIdkVM1u3SAQ-05iCEs5ZSAknWKiSWh5Dq7HtiwlfK8UUjGgSYgO_inMEpD4vGuhBCSVMAxhXcQi5AsiUe2fNe9ClkLLBGkAZu2TYyM6aq4AY1Z-fg0usW/s1600/images+%252824%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="275" data-original-width="183" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRx5TLXQjTgRyTb1RhuS-srjZIdkVM1u3SAQ-05iCEs5ZSAknWKiSWh5Dq7HtiwlfK8UUjGgSYgO_inMEpD4vGuhBCSVMAxhXcQi5AsiUe2fNe9ClkLLBGkAZu2TYyM6aq4AY1Z-fg0usW/s640/images+%252824%2529.jpg" width="425" /></a></div>
<br />
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi<br />
kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting<br />
dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.Sekitar
satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat
membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan.
Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata Om
kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama
mencapai klimaks. “Tapi takut Om..”“Nggak usah takut. Takut apa sih?”<br />
“Hamil”<br />
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin<br />
hamil dong”<br />
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa<br />
meredakan adik kecilku.“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita
belajar berbagai gaya lewat CD”. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya
jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit
lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak
menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan,
lenguhan, dan jeritannya. riskaisabellahttp://www.blogger.com/profile/10966692292234891163noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006439158224131126.post-43173432324787925332018-08-07T16:07:00.000-07:002018-08-07T16:07:15.875-07:00Kumpulan Cerita Sex Nikmatnya Goyangan Tante Nina Yang Bahenol<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV1wqSvToQfQz_x2vdNAna_1khVnSoMk3ZzLl0BtpuNFbwF1VIz6ikMUIg1Oxi7OiC_KvEz9LrnaF7ZUNIbyOas0jmuYm6fM49sxQZElCbBStjByXgAbpVjynlDx34dGvlHsyKS0qTMzPQ/s1600/images+%25286%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="256" data-original-width="197" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV1wqSvToQfQz_x2vdNAna_1khVnSoMk3ZzLl0BtpuNFbwF1VIz6ikMUIg1Oxi7OiC_KvEz9LrnaF7ZUNIbyOas0jmuYm6fM49sxQZElCbBStjByXgAbpVjynlDx34dGvlHsyKS0qTMzPQ/s400/images+%25286%2529.jpg" width="307" /></a></div>
<b><span style="color: red;">Kumpulan Cerita Sex 2018 </span></b>- Sebelumnya perkenalkan nama saya. Nama saya Baim (Samaran), saya
sekarang berprofesi sebagai seorang konsultan di Kota S. Bagi para
pembaca yang memerlukan jasa konsultasi penulisan ilmiah
(skripsi/thesis) bisa kontak e-mail saya, pasti akan saya bantu sampai
selesai. Okay.. saya akan memulai menceritakan pengalaman saya waktu
masih kuliah dahulu.<br />
<br />
Hari itu adalah malam Jum’at Pon.. kira-kira 7 tahun yang lalu. Hari
itulah awal yang merubah kehidupanku, dari seorang mahasiswa yang
lurus-lurus saja.. pokoknya serba lurus deh! Apalagi kalau si kecil lagi
tegang.. wah lurus sekali! Ha..ha..ha..Waktu itu aku masih kuliah di
satu-satunya PTN yang ada di kota S. Sebagai seorang anak rantau aku
kost di belakang kampus yang cukup jauh dari keramaian. Pertimbanganku
untuk memilih kost di tempat itu adalah di samping harganya murah, aku
juga berharap dapat menghindari godaan keramaian yang ditawarkan kota S
itu. Maklum misiku ke kota S ini adalah untuk menimba ilmu demi masa
depan. Berkali-kali orang tuaku menyuruhku agar hidup prihatin.. karena
mereka pun harus hidup prihatin demi menyekolahkanku.Dengan memilih
tempat itu rasanya aku sudah berusaha memenuhi permintaan orang tuaku,
yaitu agar hidup prihatin. Namun ternyata nasib membawaku lain dan
melenceng dari misi semula ini.Sudah dua tahun aku kost di daerah itu,
sehingga aku sudah kenal baik dengan semua masyarakat penghuni kampung
itu. Aku sudah dianggap sebagai warga karena kesupelanku dalam bergaul.
Nah dari kesupelanku itulah aku sudah terbiasa bercanda dengan setiap
penduduk dari anak kecil hingga nenek-nenek.Suatu hari pada saat liburan
semester, aku tinggal di tempat kost sendiri karena memang aku tidak
pulang maklum aku aktif di kegiatan kampus. Waktu itu sedang musim
kemarau sehingga banyak sumur penduduk yang kering, hanya sumur di
tempat kost ku itulah yang masih cukup banyak airnya sehingga banyak
tetangga yang ikut minta air dan bahkan ikut mandi di kost-ku. Dan
diantara mereka ada satu tetanggaku yang waktu itu umurnya mungkin hanya
terpaut 7 atau 8 tahun di atasku, namanya Tante Nina (samaran).
Perawakannya sedang tidak begitu tinggi (tingginya sekitar 158 – 160
Cm), tetapi bodynya tidak kalah dengan pesenam aerobik deh. Kulitnya
sawo matang khas wanita Jawa dan wajahnya manis sekali, terutama pada
saat tersenyum.. aduh makk!Dia sudah punya suami dan dua orang anak yang
masih kecil yang pada saat itu umurnya baru 4 dan 2 tahunan. Dia
berjualan barang-barang kelontong di dekat kost-ku. Nah suatu hari..
seperti biasa pagi pagi sekali Tante Nina ketok-ketok pintu tempat kost
ku..biasa mau ikutan ambil air dan sekaligus mandi.“Dik.. Dik.. cepet
tolong bukain pintunya!” dia berteriak agak tak sabaran.“Iya bentar
Tante ..” jawabku sambil setengah mengantuk.“Kok lama banget to Dik..”
suaranya terdengar tak sabar.“Ada apa sih Tante kok nggak sabar
sekali?” tanyaku saat kubuka pintu untuknya.Wajahnya nampak meringis
menahan sesuatu. Rupanya dia sudah mulas dan hendak buang hajat dari
tadi.“Anu Dik.. aku sakit perut nih” Katanya agak malu.Begitu pintu
terbuka ia langsung lari terbirit-birit masuk KM dan membanting pintu.
Rupanya sang beban sudah hampir keluar.. pikirku.“Sorry ya Dik.. tadi
Tante nggedor-nggedor”, katanya.“Habis perut Tante udah mulas dan di
rumah nggak ada air.. itu lho bapaknya anak-anak semalam enggak pulang
jadi Tante belum sempat ngisi air di rumah.. maafin Tante ya”.“Ah
enggak apa-apa kok Tante , saya malah harus berterima kasih udah
dibangunin sama Tante .”Sejak itu hubunganku dengan Tante Nina jadi
tambah akrab. Hingga pada suatu siang, aku ingat hari Kamis, Tante Nina
datang ke tempat kostku. Siang itu ia kelihatan manis sekali dengan
memakai baju kaos lengan panjang warna krem ketat yang mencetak
tubuhnya.“Eh Dik Baim.. hari ini ada acara enggak?” tanyanya begitu
kutemui di teras depan.“Mm.. kayaknya enggak Tante .. memang ada apa
Tante ?” tanyaku agak penasaran.“Anu Dik.. kalau tidak keberatan nanti
adik Tante ajak pergi ke Gml mencari bapaknya anak-anak, Dik Baim
enggak keberatan kan?”“Lho memangnya Mas Gun disana di rumah siapa Tante
?” tanyaku semakin penasaran.“Anu Dik.. katanya orang-orang Mas Gun
sudah punya istri simpanan di sana.. jadi Tante mau melabrak.. tapi
Tante nggak berani sendirian.. jadi Tante minta tolong Dik Baim
nganter Tante ke sana”.“Baiklah Tante .. tapi saya enggak mau ikut
campur dengan urusan Tante lho” kataku menyanggupi
permintaannya.Sorenya kami berdua dengan sepeda motor milik Tante Nina
berboncengan kearah Gml, + 27 KM sebelah utara kota S arah ke Pwd. Tante
Nina membawa sebuah tas yang cukup besar. Aku jadi curiga, tetapi
tetap diam saja.. pokoknya wait and see lah prinsipku. Kami tak banyak
bicara saat dalam perjalanan. Hingga setelah sampai ke Gml aku baru
bertanya letak rumahnya.“Oh.. itu.. itu masih terus ke utara Dik..”
jawabnya agak tergagap.Kecurigaanku makin mendalam tetapi tetap diam
saja sambil kuikuti permainannya.“I’ll follow the game” begitu pikirku,
toh tidak ada ruginya dengan wanita yang cukup menarik ini.Kami terus ke
utara hingga sampai ke tempat dimana terdapat gerbang bertuliskan
“Obyek Wisata Gn Kmks”.“Lho kok ke sini to Tante .. apa enggak
kebablasan?” Tanyaku agak bingung.“Anu.. anu sebenarnya Tante enggak
mencari Mas Gun kok Dik.. tapi Tante mau ziarah ke sini..” Jawabnya
agak khawatir kalau aku marah.Aku kasihan juga melihatnya saat itu yang
begitu ketakutan. Aku Cuma menghela napas.. tapi tidak ada ruginya kok
bagiku. Toh Tante Nina orangnya cukup manis dan menarik jadi
berlama-lama berdekatan dengannya juga tidak rugi pikirku menghibur
diri.Sigkat cerita aku dan Tante Nina mengikuti ritual yang harus
dilakukan di sana. Ternyata bukan hanya kami berdua yang ada di sana.
Ratusan bahkan mungkin ribuan orang datang ke sana sore itu. Semuanya
mempunyai tujuan yang sama “Berziarah” (atau berzinah barangkali lebih
tepatnya). Soalnya yang aku dengar kalau berziarah ke sana untuk mencari
berkah harus berpasangan yang bukan suami-istri dan harus “Tidur”
bersama di sekitar cungkup (makam) yang ada di sana. (Mungkin ini ritual
mencari kekayaan yang paling nikmat di dunia.. he.. he.. he)!Setelah
mengikuti berbagai ritual dan prosesi, selesailah sudah acara mohon
berkah. Sekarang tinggal ‘finishing’-nya, yaitu tidur bersama! Aku
sendiri menjadi panas dingin membayangkan aku harus tidur dengan seorang
wanita! Gila.. ini benar-benar pengalaman pertama bagiku. Seumur umur
belum pernah berdekatan dengan wanita.. apalagi harus tidur bersama! Dan
katanya harus 7 kali malam Jum’at berturut-turut pula! Gila!
Benar-benar tur gila.. asyiik!“Eh Dik Baim sudah punya pacar belum?”
tanya Tante Nina memecah kesunyian.“Eh.. mm. anu.. bbel.. belum Tante ”
jawabku agak tergagap soalnya lagi ngelamun yang lain lagian pikiranku
sedang bingung.Tante Nina mungkin tahu apa yang kurasakan jadi dia Cuma
diam saja dan menggandengku mencari tempat untuk menggelar tikar
(Rupanya Tante Nina sudah mempersiapkan segalanya dari rumahnya..
sontoloyo makiku dalam hati, tapi aku juga senang juga membayangkan mau
tidur dengan wanita semanis Tante Nina ini).Rupanya mencari tempat yang
“Sesuai” (dalam artian sepi dan aduhai) di sekitar cungkup pada malam
itu susah juga. Aku yang baru kali itu mengunjungi Gn Kmks takjub sekali
dengan pemandangan yang kulihat disana. Bukan keindahan alamnya yang
kukagumi, tetapi begitu banyaknya pasangan yang memenuhi lokasi sekitar
cungkup bak ikan bandeng dijajar-jajar. Gilanya semua mungkin bukan
pasangan suami-istri yang sah (Kalau boleh kukatakan ini namanya
“Perzinahan masal” bukannya “Perziarahan masal”). Cukup lama kami
mencari tempat untuk bermalam di tempat terbuka. Rupanya malam Jum’at
Pon ini adalah hari “Raya”-nya Gn Kmks. Ramainya mungkin malah melebihi
keramaian di Kota S. Dan semua pasangan itu rela “Tidur” bersama di
tempat terbuka berjajar-jajar tanpa sekat pelindung yang membatasi
privasi dengan pasangan lain di sebelahnya. Akhirnya setelah cukup lama
mondar-mandir melewati jalan setapak nan gelap dan di kanan-kirinya
bergelimpangan pasangan yang sedang melakukan “Laku” tidur bersama, kami
menemukan tempat yang kami anggap ’sesuai’ bagi kami.“Disini saja Dik
Baim.. tempatnya masih longgar” kata Tante Nina sambil melepas
gandengannya dan mulai menggelar tikar yang dibawanya. Di sebelah kanan
dan kiriku ada pula pasangan yang sudah terlebih dahulu menempati
kapling mereka. Jadi aku dan Tante Nina termasuk datang agak terlambat.
Setelah basa-basi sejenak dengan tetangga kanan-kiri kami pun rebahan
sambil berpelukan dalam gelap di tempat terbuka lagi.Aku yang masih lugu
tak tahu harus berbuat apa. Soalnya seumur-umur baru kali inilah aku
memeluk seorang wanita dewasa. Tanganku diam saja sementara debar
jantungku tak teratur. Tante Sum yang semula hanya memeluk,
perlahan-lahan mulai mengelus dadaku salah satu pahanya ditumpangkannya
di atas pahaku. Kontan saja batang kemaluanku mengeras.. tapi aku tak
berani berbuat apa-apa. Saat itu kurasakan kalau tubuh bagian bawah
Tante Nina terbungkus sarung, karena salah satu pahanya menindih
pahaku.Napasku semakin memburu dan jantungku berdebar kian keras saat ia
mulai meraba-raba puting dadaku.“Dik ikutan masuk sarung aja biar
hangat” bisiknya pelan seolah takut terdengar pasangan yang ada di
samping kami.“Ba.. baik Tante ..” Jawabku juga pelan.Lalu dengan
hati-hati sekali aku mulai ikut memasukkan tubuh bagian bawahku ke
sarung yang dipakai Tante Nina. Jadi sekarang satu sarung berdua..!Aku
sangat terkejut saat tubuh bagian bawahku masuk ke dalam sarung.
Ternyata Tante Nina tidak memakai selembar ain pun pada tubuh bagian
bawahnya. Celana panjang yang tadi dipakainya sekalian celana dalamnya
rupanya sudah dilepaskannya secara diam-diam saat mengenakan sarung
tadi. Aku jadi serba salah, mau gerak tak berani mau diam kok seperti
ini..! Batang kemaluanku yang dari tadi sudah keras menjadi semakin
keras memberontak dalam celanaku. Apalagi tanpa dapat kucegah tangan
Tante Nina mulai meraba-raba batang kemaluanku dari luar celanaku.
Napasku kian memburu mendapat perlakuan seperti itu.“Ayoo.. pegang dada
Tante .. Dik..” bisik Tante Nina dengan napas yang juga sudah mulai
memburu.Aku dengan terpaksa (karena gak kuat menahan napsu..) mulai
menggerakkan tanganku dan meraba-raba dada Tante Nina dari luar
gaunnya.. Kurasakan dadanya begitu sekal dan kenyal.. mungkin semua
wanita begitu kali ya.. Napas kami semakin memburu tangan kami saling
meraba dalam gelap.. (Mungkin.. ini yang dimaksud dengan peribahasa
’sedikit bicara banyak bekerja’ kali ya..? pinter juga tuh orang yang
bikin peribahasa ini.. atau mungkin dia nemu peribahasa gini saat lagi
begituan kali!)Napasku seolah terhenti saat tiba-tiba batang kemaluanku
sudah digenggam Tante Nina dan dielus-elus dengan lembutnya.. luar
biasa.. benar-benar pengalaman terhebat yang pernah aku rasakan saat
itu! Tubuhku meliuk-liuk menahan nikmat yang tiada tara saat tangan
halus Tante Nina mengurut dan meremas batang kemaluanku.. kedua biji
pelirku pun dielusnya dengan penuh kasih sayang.. aduh makk!“Tante ..
ahkk..” bisikku pelan-pelan tanpa berani bersuara keras-keras..“Masukkan
tanganmu Dik.. remas tetek Tante .. ayoo..” bisik Tante Sum yang
menyadarkanku.Sebenarnya tanpa disuruh pun aku sudah ingin meraba
langsung bukit menggairahkan itu. Segera dengan semangat 45 (Ini kan
jamannya tujuh-belas Agustusan) bak pejuang kita dahulu, aku menyusupkan
tanganku ke dalam kaos ketatnya dari bagian bawah dan mulai
mencari-cari bukit kenyal di dada Tante Nina. Tanganku terus meraba dan
bergerak liar di dalam kaus Tante Nina dan terpeganglah apa yang
kudaTante an. Kusibak BH yang masih menempel dan tanganku bergerak liar
di balik BH itu. Begitu gemas rasanya aku meremas dan meraba (boso
jowone “Ngowol”) kedua bukit kembar itu bergantian.“Och.. ter..
terushh.. Dikk.. ouch..” Kudengar Tante Sum berbisik pelan sekali
ditelingaku dengan napas yang semakin memburu.“Ayo lepaskan celanamu itu
Dik..” bisiknya lagi.Dengan hati berdebar keras membayangkan apa yang
akan terjadi kuturuti permintaan Tante Nina. Kuhentikan aktivitasku di
dada Tante Nina dan melepas celanaku pelan sekali. Soalnya takut
ketahuan tetangga di sebelahku, yang sempat kulirik mereka juga sedang
krusak-krusuk sendiri dalam gelap. Aku tahu itu dari bunyi kain yang
bergeser-geser. Setelah melepas celanaku dan menyimpannya di tas Tante
Nina aku mulai beraktivitas lagi.. dan Tante Nina juga. Kami saling
meraba lagi. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras (dalam bahasa
Jawanya ‘ngaceng berat’) diurut dan diremas dengan lembut oleh Tante
Sum.. menimbulkan rasa geli yang luar biasa.. Aku sempat tak bisa
bernapas merasakan hal ini..Tanganku pun sekarang mulai berani bergerak
sendiri. Sasaranku sekarang adalah bagian bawah Tante Nina. Dari
perutnya yang sudah agak gendut sedikit tanganku bergeser turun dan
tersentuhlah gumpalan rambut pekat di selangkangan Tante
Nina.“Terushh.. Dikk.. hhkk, ya.. itt.. itu..” bisik Tante Nina sambil
terus menjilat lubang telingaku.Tanganku terus menyisir celah celah di
tengah rimbunan rambut itu yang sudah basah dan panas. Celah itu
kurasakan begitu licin dan basah.. lalu dengan rasa ingin tahu..
kumasukkan jari ku di tengah-tengah celah sempit itu. Aku kaget.. karena
tiba-tiba jariku seolah tersedot dan terdorong oleh gerakan celah di
selangkangan Tante Nina itu. Dengan naluri alami tanganku mulai meraba
dan meng’obok-obok’ selangkangan Tante Nina yang semakin basah. (Jadi
bukan cuma Yoshua yang bisa ‘ngobok-obok’ aku juga bisa kok! Hayoo siapa
diantara pembaca (cewek tentunya) yang mau di ‘obok-obok’ silakan kirim
e-mail!)Tante Nina semakin kelimpungan saat jari-jariku yang nakal
mulai memasuki liang hangat dan basah di selangkangan Tante Nina.
Jariku terus bergerak masuk ke celah-celah hangat dan licin itu hingga
sampai pangkal.. dengan cepat kuhentak tarik keluar.. srett.. Tante
Nina hampir memekik kalau tidak buru-buru menggigit leherku saat
kutarik jariku dengan cepat dari jepitan liang kemaluannya. Lalu
pelan-pelan kudorong jariku masuk dalam jepitan kehangatan liang
kemaluan Tante Nina, kutarik lagi cepat dan kodorong pelan-pelan..
begitu terus kulakukan berulang ulang hingga akhirnya Tante Nina
berkelejat dan tubuhnya seolah tersentak.“Ohk.. shh.. akhh” bisik Tante
Nina sambil terus menggigit keras leherku.Karena kukira Tante Nina
merintih kesakitan, spontan kuhentikan gerakan jariku.“Terush.. Dikk..
ter.. ouch..” rintihnya pelan sekali saat kuhentikan gerakan jariku di
liang hangat diselangkangannya yang semakin licin oleh lendir yang
keluar dari liang kemaluannya.Mendengar permintaannya, otomatis jariku
mulai bergerak semakin liar di dalam kehangatan liang kemaluan Tante
Nina yang semakin berlendir dan licin. Tubuhnya meliuk liuk dan
tersentak berkejat-kejat seiring dengan gerakanku. Gerakannya semakin
lama-semakin lemah dan berhenti.. jariku tetap terjepit kehangatan liang
kemaluannya, lalu kedua tangan Tante Nina memegang kedua pipiku dan
diciumnya bibirku dengan mesra sekali.“Kamu pintar Dik..” bisiknya
mesra.“Tante rasanya seolah mengawang tadi”“Kukira tadi Tante Nina
kesakitan.. makanya kuhentikan gerakanku” bisikku“Enggak.. Tante enggak
sakit kok.. justru nikmat sekali..”<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghh2l2zv5pELuqiJ0c4ZtGlHg0QLFVsk6Bp0ZPX7WeuJpFC0MU_Z0bL57U6uOJthjjiI1mQpvJjZ-X_GQ3J581ARhzEP4jAMCBkKLPk5292WX3DMsaV-wKUT7zYFPUgb6wV3yn_Cy4XVbq/s1600/images+%25287%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="187" data-original-width="270" height="277" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghh2l2zv5pELuqiJ0c4ZtGlHg0QLFVsk6Bp0ZPX7WeuJpFC0MU_Z0bL57U6uOJthjjiI1mQpvJjZ-X_GQ3J581ARhzEP4jAMCBkKLPk5292WX3DMsaV-wKUT7zYFPUgb6wV3yn_Cy4XVbq/s400/images+%25287%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
bisiknya manja.“Sekarang biar Tante
yang gantian memuaskan kamu” balasnya.Kemudian dengan pelan, karena
takut ketahuan pasangan di sebelah (Yang aku yakin juga sedang melakukan
hal yang sama dengan kami!) Tante Nina mulai menaiki tubuhku.
Dikangkangkannya kakinya dan dipegangnya batang kemaluanku yang sudah
ngaceng berat seperti meriamnya Pak tentara yang siap menggempur GAM.
Lalu digesek-gesekkannya palkonku (kepala kontol ‘palkon’) di celah
hangat di selangkangannya yang sudah sangat licin dan basah.“Hkk..”
napasku seolah terhenti saat batang kemaluanku mulai terjepit erat dalam
kehangatan liang kemaluan Tante Nina.Sensasi terhebat dalam hidupku!
Dan barangkali inilah awal sejarah hilangnya keperjakaanku! Yang
selanjutnya akan merubah kehidupanku! (Akan kuceritakan kelak).Dengan
pelan tetapi pasti.. alon-alon asal kelakon.. batang kemaluanku mulai
menyeruak masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Tante Nina.
Mataku terbeliak menahan nikmat yang tiada tara.. (Mungkin inilah yang
namanya sorga dunia ya?).“Tante ..” bisikku di telinga Tante Nina,
“Geli Tante k”“Hushh.. diam saja nikmati saja” balas Tante Nina
mesra.Aku menggigit bibir menahan nikmat yang tiada tara. Tante Nina
terus berkutat di atas perutku, bergoyang dan berputar pelan. Hingga
akhirnya seluruh batang kemaluanku tertelan dalam kehangatan liang
kemaluan Tante Nina. Seluruh batang kemaluanku masuk sampai ke
pangkalnya sampai kurasakan palkonku menumbuk sesuatu di dalam sana.
Tante Nina pun mungkin merasakan hal yang sama denganku, kutahu itu
dari napasnya yang tersengal-sengal.Gesekan demi gesekan dari kedua
kemaluan kami menghangatkan dinginnya malam di Gn Kmks itu. Kami sudah
tidak peduli lagi dengan pasangan-pasangan lain di sekitar kami. Yang
kami tahu adalah bagaimana mereguk nikmat dan menuntaskan hasrat yang
sudah hampir mencapai klimaksnya.Tante Nina terus bergerak pelan.
Lama-lama gerakannya sudah mulai tidak teratur dan kurasakan Tante Sum
menggigit leherku lagi. Aku pun hampir saja berteriak menahan sesuatu
yang hampir meledak dari dalam diriku. Kurasakan dorongan semakin kuat
mengehentak bagian bawah perutku.Gerakan Tante Nina semakin tidak
teratur dan gigitannya semakin kencang.“Ouchkk.. Dikk.. Tante mau
kelu.. arrghh” bisiknya sambil tubuhnya mengejat-ngejat di atas
perutku.Akupun sepertinya tidak mampu lagi menahan dorongan yang
menghentak dan akhirnya tanpa dapat kupertahankan jebollah sudah
pertahananku. Crrt.. crett.. crett.. crett.. crett.. keluarlah lahar
panas dari ujung palkonku yang membasahi dan menyiram rahim Tante Nina.
Tubuhku seolah melayang dan terhentak seperti terkena arus listrik.
Kurasakan puncak sensasi bersetubuh yang ruarr biasa.. Tanganku
mencengkeram bongkahan pantat Tante Nina yang masih saja bergerak liar
untuk mencoba menghentikannya. Tetapi semakin erat kutahan semakin liar
gerakannya hingga aku pasrah saja dan menikmati sensasi semampuku.“Tante
sud.. sudah.. Tante .. ohh” bisikku di telinganya.Rupanya saat aku
mencapai orgasme tadi Tante Nina juga sedang mencapai orgasme sehingga
sulit kuhentikan gerakannya.“Kamu hebat Dikk..” bisiknya mesra
sekali.“Tante puas sekali..”Kami masih terus berpelukan beberapa saat.
Tante Nina masih menindihku dan batang kemaluanku masih erat terjepit
dalam liang kemaluannya. Dan secara perlahan kurasakan batang kemaluanku
mulai terdorong keluar akibat kontraksi liang kemaluannya..lalu tubuh
kami sama-sama tersentak saat batang kemaluanku terlepas sendiri dari
jepitan liang kemaluannya. Kami saling berpandangan mesra dan
tersenyum.. Duh manisnya Tante Nina kalau tersenyum (Aku membatin andai
saja Tante Nina ini jadi istriku betapa bahagianya aku).“Tante aku
kok jadi sayang sekali sama Tante ”.. bisikku mesra.“Tante juga kok
Dik..” balasnya.“Nanti kita pulangnya mampir dulu istirahat di losmen di
depan stasiun Blp.. mau kan?” lanjutnya.“Mau dong.. masa mau menolak
rejeki” jawabku nakal.“Memang Mas Gun enggak marah?” tanyaku.“Enggak
kok.. malah dia yang nyuruh aku untuk ke sini melakukan ritual.. malahan
dia yang memilihkan pasangannya.. ya Dik Baim itu” jawabnya
santai.(Sialan gerutuku dalam hati. Rupanya aku mau dijadikan tumbal
pesugihannya! Tapi biarin dah, yang penting nikmatt). Mulai detik itu
aku berjanji dalam hati akan mengerjai istrinya habis-habisan atas
keputusannya menjadikanku sebagai tumbal pesugihannya. Dan janjiku akan
kubuktikan sebentar lagi.Pagi sekali, kira-kira jam 04.00 pagi satu per
satu pasangan yang telah menjalani laku gila ini mulai beranjak pulang.
Kami pun ikut pulang ke tempat kami. Dinginnya udara pagi tak kurasakan,
karena Tante Nina yang kubonceng memeluk erat tubuhku sepanjang
perjalanan. Tubuhku jadi hangat apalagi dada Tante Nina yang kenyal
menekan erat punggungku. Kupacu kendaraanku kencang-kencang takut
kesiangan. Sementara Tante Nina tetap erat memelukku dan tangannya tak
ketinggalan dimasukkan ke dalam celanaku dan meremas-remas batang
kemaluanku sepanjang perjalanan itu. Mendapat perlakuan itu, tentu saja
adik kecilku bangkit berdiri dan memberontak seolah hendak menyeruak
keluar dari sarangnya. Remasan dan pelukan Tante Nina membuatku
melupakan dinginnya udara pagi dan lamanya perjalanan dari Gml ke kota S
yang kira-kira sejauh 30 Km itu.*****Selang setengah jam kemudian kami
pun sampai ke kota S, dan kami pun menuju daerah sekitar stasiun Blp
untuk mencari penginapan yang “Sesuai” (sepi dan asoy). Setelah
berputar-putar beberapa saat, kami pun menemukan sebuah losmen yang
cukup bersih dan letaknya agak tersembunyi. Kami memilih kamar yang
mempunyai kamar mandi di dalam agar privasi kami lebih terjaga.Setelah
check in aku langsung masuk kamar mandi dan mulai membuka seluruh
pakaianku untuk mandi. Sementara itu Tante Nina langsung tiduran sambil
menonton acara televisi pagi. Sedang asyik-asyiknya menyabuni tiba-tiba
Tante Nina masuk kamar mandi dan sudah telanjang bulat tanpa selembar
benangpun yang menutupi tubuhnya yang indah itu. Aku terpana dan tanpa
sadar menghentikan kegiatanku. Mulutku melongo menyaksikan pemandangan
yang terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Ya.. walaupun kami
pernah bersetubuh, tetapi aku belum pernah melihat seluruh tubuhnya
sejelas ini. Tadi malam kami bersetubuh dalam gelap dan itupun kami
masih terbalut pakaian atas kami masing-masing.Benar-benar luar biasa
pemandangan yang terpampang di hadapanku ini. Walaupun perutnya agak
berlemak, namun keindahan tubuh Tante Nina masih sangat mempesona.
Kulitnya yang khas wanita Jawa berwarna sawo matang tampak mulus tanpa
cacat. Rambutnya yang hitam lurus, sebahu panjangnya tampak indah
tergerai. Dan payudaranya yang masih cukup kencang menggantung indah
dengan puting yang mencuat kecoklatan. Sedikit turun ke bawah bulu-bulu
hitam keriting memenuhi gundukan bukit kecil di bawah perutnya. Luar
biasa! Aku sampai melongo dibuatnya. Apalgi tubuhnya tersorot lampu neon
dari kamar tidur dan dari kamar mandi sekaligus..“Lho.. kok mandinya
berhenti?” Tanya Tante Nina mengejutkanku hingga membuatku
gelagapan.“Eh.. anu.. eh.. Tante .. kok ma.. masuk kesini Tante ?”
tanyaku gagap dan otomatis tanganku menutupi batang kemaluanku yang
sudah penuh sabun.“Kenapa emangnya? Apa enggak boleh mandi
bareng-bareng?” katanya santai terus dimintanya sabun yang sedang
kupegang.“Sini Tante mandiin biar bersih!”.Aku pun mandah saja dan
kunikmati elusan tangan Tante Nina yang menyabun seluruh tubuhku.
Digosoknya punggungku dengan sabun terus ke bawah hingga pantatku pun
tak lupa digosok-gosoknya. Aku merem melek menikmati remasan tangan
Tante Nina di kedua belahan buah pantatku.“Hayo.. sekarang depannya..”
tiba-tiba Tante Nina menyuruhku untuk menghadapinya.Tangannya mengusap
leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua
tetekku bergantian. Aku menahan napas ketika tangannya terus merayap ke
bawah dan mulai menyabuni selangkanganku. Diremasnya batang kemaluanku
dengan lembut. Kontan adik kecilku terbangun dan mengeras
seketika.“Lho.. kok terus kencang?” gurau Tante Nina demi melihat
batang kemaluanku berdiri tegak bak petarung yang siap laga. Aku jadi
jengah dan sedikit malu.“Iya soalnya dia tahu ada lawan mendekat”
balasku untuk menghilangkan kekakuan.“Dia tahu sebentar lagi mau disuruh
kerja.. he.. he.. he!” gurauku.“Ah maunya..!” Tante Nina memonyongkan
bibirnya.Aku yang sudah sangat terangsang dengan elusan dan remasan
tangannya di selangkanganku langsung saja memeluknya dan tanpa ba Bi Bu
lagi kusergap bibirnya yangs sedang monyong itu. Kupeluk tubuh
telanjangnya dan dengan ganas kucium bibirnya.“Mphhf..” Tante Nina
gelagapan saat bibirnya kuserobot dan tanganku erat memeluknya.Sambil
terus menciumnya tanganku dengan beraninya berkeliaran mengelus punggung
Tante Nina dan terus ke bawah ke arah bongkahan pantatnya yang padat.
Kuremas kedua belah buah pantatnya bergantian.“Dikk.. ohh” Tante Nina
Cuma bisa melenguh dan menggelinjang dalam dekapanku.Tangannya semakin
liar mengurut dan meremas batang kemaluanku. Aku sendiri tidak perduli
kalau tubuhku masih penuh dengan busa sabun dan bau keringat Tante Nina
yang belum mandi sejak kami bersetubuh semalam.“Dik.. Tante .. Tante
be.. belum mandi..” napas Tante Nina tersengal-sengal saat dengan
ganasnya kuciumi lehernya.“Biar Tante mandi dulu.. ughh” Tante Nina
melenguh minta kulepaskan.Mungkin ia risih dengan bau keringatnya
sendiri. Lalu kulepaskan pelukanku. Kusiram tubuh Tante Nina dengan air
dingin.“Sini Tante biar gantian ku mandiin” kuraih sabun yang
dipegangnya.Lalu balik tubuh Tante Nina dan kusabun punggungya. Kugosok
bagian punggungnya dan tanganku yang nakal bergeser terus ke bawah.
Begitu tanganku menyentuh bagian pantatnya yang padat tanganku mulai
meremas dengan gemas. Kuelus dan kugosok ke dua belah bongkahan pantat
Tante Nina. Setelah puas bermain-main dengan pantatnya, tanganku mulai
menyabun tubuh Tante Nina bagian depan. Namun saat itu posisiku masih
dibelakang Tante Nina, jadi tanganku menggosok bagian depannya sambil
memeluknya dari belakang. Saking ketatnya pelukanku, tubuh bagian bawah
kami saling menempel ketat. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras
tergencet antara bongkahan pantat Tante Nina dengan perutku sendiri.
(Pembaca bisa bayangin gimana rasannya). Luar biasa! Apalagi pantat
Tante Nina dan batang kemaluanku sangat licin karena penuh busa sabun.
Rasanya syurr.. apalagi Tante Nina sengaja menggoyang-goyangkan
pantatnya hingga batang kemaluanku tergesek-gesek. Nikmatt!Kedua tangan
Tante Nina diangkat ke atas kepalanya seolah-olah membiarkanku untuk
semakin mudah menggosok kedua payudaranya dari belakang. Sementara
pantatnya yang menggencet batang kemaluanku sebentar-sebentar digoyang.
Aku semakin terangsang hebat dengan perlakuannya itu. Lalu tanganku
kugeser ke arah selangkangannya. Kugosok gundukan bukit kecil di
selangkangan Tante Nina yang lebat dengan rambut. Kusabun dan gundukan
bukit itu dengan arah dari atas ke bawah mengikuti alur celah hangat di
selangkangan Tante Nina.“Ouchh.. ter.. rushh Diikk” sekarang Tante
Nina sudah berani bersuara agak keras karena kami hanya berdua.Tidak
seperti keadaan semalam dimana kami hanya bisa berbisik-bisik takut
ketahuan pasangan lain. Aku semakin semangat bermain-main dengan bukit
kecil di selangkangannya. Tanganku yang jahil sekali-sekali menusuk
masuk ke celah hangat diselangkangannya. Hal ini membuat Tante Nina
semakin liar menggerakkan pantatnya. Akibatnya aku sendiri yang melenguh
kenikmatan karena batang kemaluanku tergencet pantatnya yang
licin.“Akhh.. terr.. ushh..” Tante Nina semakin liar menggumam tak
karuan saat kukorek-korek liang kemaluannya dengan jariku.Kumainkan
jariku di dalam liang kemaluan Tante Nina. Dan Tante Nina semakin
meronta dan menggelinjang saat jariku memainkan dan menggosok tonjolan
daging kecil dalam liang kemaluannya. Kepalanya mendongak ke atas dan
mulutnya setengah terbuka menahan nikmat. Kugosok terus dan sesekali
kutarik tonjolan daging itu.“Terush.. Dikk.. ohh.. ter.. ruushh” Tante
Nina terus menceracau. Dan dengan diakhiri lenguhan panjang tiba-tiba
tubuhnya mengejang.., kepalanya terhentak dan tubuhnya meliuk. Mungkin
dia mencapai orgasme saat kumainkan tonjolan daging di
selangkangannya.Kemudian setelah beberapa saat ia terdiam dan matanya
terpejam seolah menikmati sensasi yang baru saja dirasakannya. Setelah
napasnya mulai teratur diraihnya gayung dan disiraminya tubuhnya dan
tubuhku dengan air. Sambil menyirami sisa busa sabun di tubuhku
tangannya mengelus dan mengurut batang kemaluanku yang sudah sangat
kencang (Ngaceng habis-habisan!).“Dik.. kamu tiduran saja di lantai biar
Tante yang service sekarang” disuruhnya aku berbaring di lantai kamar
mandi.Aku pun menurut saja apa maunya. Kubaringkan tubuhku di lantai
kamar mandi yang dingin, aku saat itu berbaring sambil berdiri pembaca!
Bayangkan berbaring sambil berdiri! Aku memang berbaring.. tapi adik
kecilku berdiri tegak menunjuk langit-langit kamar mandi!Setelah aku
berbaring, Tante Nina merangkak di atas tubuhku. Ia duduk di atas
perutku dan mulai mencium keningku. Aku memejamkan mata merasakan
sensasi luar biasa. Antara napsu dan sayang. Napsu soalnya selangkangan
Tante Nina yang hangat menempel ketat di atas perutku dan batang
kemaluanku menempel pantatnya. Sayang karena aku seolah-olah sedang
dimanja. Ya aku sedang dimanja karena aku tidak diperbolehkan bergerak
dan disuruh menikmati layanan total yang hendak diberikannya padaku.
Dari keningku perlahan bibirnya bergerak turun dan mulai menjilati
telingaku kanan dan kiri bergantian. Rasa geli yang luar biasa menerpaku
saat lidah Tante Nina menyapu-nyapu lubang telingaku.“Akhh.. Mbaak..”
bisikku mesra.Tubuhnya terus bergeser ke bawah saat bibir Tante Nina
beranjak turun ke bibirku. Kami saling memagut dan dorong mendorong
lidah. Aku yang belum berpengalaman ikut saja permainan yang diberikan
Tante Nina. Lidahnya menyapu-nyapu lidahku dan kusedot kencang-kencang
lidah Tante Nina. Akibatnya tubuh bagian bawahnya yang sekarang
menindih batang kemaluanku semakin ketat menekanku. Rasa hangat menjalar
dari batang kemaluanku yang terjepit gundukan bukit di selangkangan
Tante Nina yang kurasakan makin licin.Sementara bibir kami saling
berpagutan, kemaluan Tante Nina yang menjepit kemaluanku
digesek-geseknya dengan pelan. Kembali lagi kurasakan sensasi luar
biasa. Betapa tidak.. walaupun batang kemaluanku belum memasuki lobang
yang semestinya namun karena bibir kemaluan Tante Nina sudah sangat
licin jadi kemaluanku yang terjepit di antara bibir kemaluannya dan
perutku sendiri seperti diurut. Batang kemaluanku mulai
berdenyut-denyut. Gerakanku sudah mulai liar tak terkendali. Namun
permainan belum berakhir! The game was just begun! Permainan baru
dimulai!Bibir Tante Nina terus menjilat seluruh tubuhku. Leherku sudah
basah oleh liur Tante Nina. Dari leher bibirnya terus merangsek ke
bawah, kedua puting dadaku pun habis dipermainkan lidahnya. Dari sini
bibirnya terus ke bawah hingga pusarku pun dijilatinya habis-habisan.
Lagi-lagi sensasi luar biasa menyerbuku saat lidah Tante Nina
mengais-ngais pusarku sementara ke dua payudaranya menempel ketat di
batang kemaluanku.! Edann..! Kali ini batang kemaluanku terjepit di
tengah-tengah belahan payudaranya yang kenyal! Sensasi nikmat semakin
meningkat saat tanpa dapat kucegah bibir Tante Nina mulai menciumi
batang kemaluanku dari ujung hingga pangkalnya. Gilaa!“Upff.. Mbaak..”
aku setengah memekik saat ujung kemaluanku serasa terjepit benda
hangat!Ternyata batang kemaluanku sedang dikulum Tante Nina! Dia
mengulum batang kemaluanku seperti anak kecil yang sedang menjilati
‘magnum’ es krim yang terkenal itu! Sambil dikocok batang kemaluanku
dihisapnya habis-habisan! Tidak puas menjilat batang kemaluanku, Tante
Nina mulai menjilat kantung pelerku (gaber). Ya gaberku! (Gaber adalah
bahasa Banyumas untuk kantong peler – bukan pamannya Donal Bebek).
Dikuakkannya lipatan gaberku dan dijilatinya inci demi inci gaberku
itu!Batang kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kocokan tangan Tante
Nina pada batang kemaluanku semakin kencang. Sekali lagi batang
kemaluanku jadi bulan-bulanan mulut Tante Nina. Dikulumnya lagi batang
kemaluanku yang semakin berdenyut hingga hampir seluruhnya masuk ke
dalam mulutnya. Mataku semakin membeliak menahan sesuatu yang mendesak
dari perut bagian bawahku. Aku mencoba bertahan dengan mencoba memegang
kepala Tante Nina agar diam! Namun semaki kencang aku memegang
kepalanya, semakin kencang pula kepalanya bergoyang hingga batang
kemaluanku dikocok-kocok dengan mulutnya.“Aarghh..” aku melenguh kencang
saat aku tak mampu lagi menahan desakan lahar yang menyembur keluar
dari ujung kemaluanku!Crat.. cret.. cret.. crett.. crett hampir lima
kali aku menyemburkan air maniku untuk yang kedua kalinya hari ini!
Namun kali ini aku mengeluarkannya di mulut Tante Nina! Tubuhku
bergetar dan mengejat-ngejat. Semakin ketat kutekan kepala Tante Nina
agar batang kemaluanku semakin dalam terbenam dalam mulutnya! Akibatnya
hampir semua air maniku tertelan olehnya!“Bagaimana Dik Baim?” Tanya
Tante Nina menggodaku, “Enak?”“Uf.. luar biasa Tante ” jawabku agak
malu dan penuh rasa bersalah karena aku mengeluarkan air maniku di
mulutnya.“Sorry ya Tante aku.. aku.. kel.. keluar di mulut Tante
..”“Enggak apa apa Dik..” kata Tante Nina yang mencoba
menenangkanku.“Malah Tante senang bisa buat jamu.. hik.. hik..
hik”.“Ayo sekarang istirahat dulu..” ajaknya sambil menarikku agar
bangkit.Setelah membersihkan diri dan mengeringkan tubuh kami, kamipun
berbaring di tempat tidur sambil menonton TV berita pagi. Kami masih
sama-sama telanjang bulat dan berpelukan di tempat tidur.Mungkin karena
terlalu mengantuk dan capai setelah semalaman tidak tidur ditambah
ejakulasi dua kali membuatku langsung terlelap. Aku tidak tahu telah
berapa lama tertidur sambil memeluk tubuh telanjang Tante Nina. Aku
tersadar saat tubuh bagian bawahku terasa geli.. perlahan kubuka mataku
dan kulihat Tante Nina sedang menciumi tubuh bagian bawahku. Aku diam
saja pura-pura tertidur.. padahal si kecil sudah bangun sedari
tadi.Batang kemaluanku berdenyut-denyut saat seluruh batang kemaluanku
masuk dalam kuluman mulut Tante Nina yang hangat dan bergelora.
Lidahnya yang kasar dan panas menyapu-nyapu ujung kemaluanku yang
membuatku tak sadar menggelinjang hingga Tante Nina tahu kalau aku
hanya pura-pura masih tidur!“Rupanya kamu nakal ya!” katanya sambil
memencet batang kemaluanku yang sudah sangat keras itu.“Awas kamu”,
ujarnya lagi.“Adaoww” jeritku manja.Rasanya sakit tapi enak juga
dipencet oleh tangan Tante Nina yang halus itu! Pembaca gak percaya?
(Boleh dicoba ntar kuminta Tante Ninaku memencet pembaca yang
penasaran! Ha.. ha.. ha).Aku semakin menggelinjang kegelian campur
sedikit ngilu saat mulut Tante Nina menyedot buah pelerku
kencang-kencang. Geli tapi ngilu.. ngilu tapi geli.. pembaca bisa
bayangin gimana rasanya.. pokoknya campur aduk deh.. sulit digambarkan
dengan kata-kata..Tiba-tiba Tante Nina membalikkan posisinya.. mulutnya
masih sibuk melumat batang kemaluanku tetapi sekarang tubuh bagian
bawahnya digeser ke atas sehingga gundukan bukit di bawah perutnya yang
lebat ditumbuhi bulu hitam sekarang tepat berada di hadapan wajahku.
Kedua kakinya mengangkangi wajahku sehingga jelas kulihat belahan merah
jambu segar di tengah-tengah gundukan itu. Ada bau khas semacam bau
cumi-cumi segar menyeruak lubang hidungku.. oo.. rupanya seperti inikah
bau kemaluan wanita.. seperti bau cumi-cumi.. orang Korea bilang katanya
bau Ojingo atau bahasa kitanya cumi-cumi! Segar dan sedikit amis..
gitu!Aku yang baru kali ini melihat dari dekat bentuk kemaluan wanita
dewasa menjadi terpesona melihat pemandangan seperti itu. Mengetahui aku
diam saja Tante Nina yang tadinya asyik menjilati batang kemaluanku
berhenti melakukan aksinya lalu diturunkannya pantatnya pelan-pelan
sehingga lubang kemaluannya menekan hidung dan mulutku. Aku yang sedang
melongo jadi gelagapan karena tiba-tiba kejatuhan memek! Pas dimulut dan
hidungku lagi! (Pembaca pernah enggak kejatuhan memek? Kalau belum bisa
dicoba suruh aja cewek pembaca ngangkang di atas dan melakukan aksi
seperti itu! Pasti ditanggung kaget tapi nikmat! Ha.. ha.. ha!)Begitu
liang kemaluan Tante Nina yang sudah basah dan panas menekan mulutku
otomatis tanpa disuruh bibirku melahap seluruh cairan yang membasahi
liang kemaluan Tante Nina.. rasanya.. sedikit agak asin.. Lidahku
menyeruak masuk ke dalam liang kemaluan Tante Nina hingga kepala Tante
Nina terdongak dan pantatnya semakin menekan wajahku.“Shh.. terusshh
Diikk.. ohh” Lidahku terus menerobos liang kemaluannya dan masuk
sedalam-dalamnya.Aku semakin gelagapan susah bernapas karena kemaluan
Tante Nina begitu ketat menekan mulut dan hidungku. Tekanan pantatnya
semakin ketat saat tubuhnya meliuk-liuk dan berkejat-kejat saat kusedot
tonjolan daging di sela-sela liang kemaluannya. Tante Nina menjerit dan
semakin kuat menekankan pantatnya hingga hidung dan mulutku seolah
amblas ditelan bongkahan liang kemaluannya yang menindihku.“Upf.. brr..!
Karena tak tahan susah bernapas kusembur kencang-kencang liang
kemaluannya hingga menimbulkan bunyi aneh seberti kain robek.
Brrtt..!“Ihh..” Tante Nina menjerit kaget atas kenakalanku itu.“Awas
ya.. entar Tante balas kamu..” jeritnya manja.“Abis.. aku enggak bisa
bernapas.. Tante juga sih..” balasku tak kalah manja sambil
meremas-remas bongkahan pantatnya yang sekal dengan gemas.Tante Nina
pun membalas aksiku tadi. Kini disedotnya kuat-kuat lubang saluran
kencingku.. aku sempat mengawang merasakan kenikmatan yang tiada tara
ini. Aku pun balas lagi kutekan pantatnya dan kudekatkan bibir
kemaluannya ke mulutku dan mulai mlumat bibir kemaluannya dengan gemas.
Kembali Tante Nina menggelinjang dan akhirnya tak tahan sendiri.“Oh..
su.. sudah diikk..!” desisnya, “Tante sudah enggak kuat..”Lantas ia
mengubah posisinya. Sekarang kami berhadap-hadapan dan Tante Nina masih
di atas tubuhku. Dengan tanggannya batang kemaluanku dicocokkannya ke
liang kemaluannya yang sudah sangat licin. Setelah tepat kemudian
ditekannya pantatnya pelan pelan hingga batang kemaluanku mulai
menyeruak kehangatan liang kemaluannya.Aku menggigit bibirku agar tidak
melenguh. Hingga bless.. hampir seluruh batang kemaluanku terbenam dalam
kehangatan liang kemaluan Tante Nina. Tante Nina menghentikan
gerakannya dan kami menikmati keindahan saat-saat menyatunya tubuh kami.
Kami saling bertatap pandang dan tersenyum mesra. Oh.. alangkah
mesranya.“Aku sayang kamu Dikk..” bisik Tante Nina di telingaku dengan
mesra.“Aku juga Tante ..” balasku tak kalah mesra.Kemudian bibir kami
saling berpagutan. Lidah kami saling bertaut.Dengan pelan Tante Nina
mulai menggoyangkan pantatnya naik turun di atas tubuhku. Batang
kemaluanku semakin kencang tergesek-gesek dalam jepitan liang
kemaluannya. Tanganku tak tinggal diam. Kuremas buah pantat Tante Nina
dengan gemas. Semakin lama semakin cepat Tante Nina menggoyangkan
pantatnya di atas tubuhku. Mulutnya tak henti-hentinya mendesis dan
merintih. Aku pun mengimbangi gerakannya dengan memutar pinggulku
menuruti instingku. Tante Nina semakin liar menggoyangkan pantatnya dan
mulutnya semakin kencang merintih.“Ouch.. terushh.. Diikk..” mulutnya
terus merintih.“Tante mau kell.. oohh..” belum habis ia bicara ternyata
Tante Nina sudah sampai ke puncak pendakiannya.Tubuhnya meliuk dan
berkejat-kejat bak terkena aliran listrik yang dahsyat. Aku pun semakin
kencang memutar pantatku mengimbangi gerakannya dan terdorong keinginan
untuk memuaskan hasrat wanita yang kusayangi ini.“Kamu.. hebb. bathh..”
bisik Tante Nina mesra.Beberapa kali ia menggelepar di atas tubuhku dan
akhirnya tubuhnya ambruk di atas perutku. Ia terdiam beberapa saat.
Kubiarkan Tante Nina untuk menikmati keindahan yang baru diperolehnya.
Aku yang sudah dua kali mengeluarlan air mani selama satu malam itu
merasa belum apa apa.Setelah napasnya mulai teratur kubisikkan agar
Tante Nina mengubah posisi. Sekarang kuminta Tante Nina tengkurap di
ranjang dan kujulurkan kedua kakinya ke lantai hingga pantatnya yang
indah menungging di tepi tempat tidur. Perutnya kuganjal dengan bantal
hingga posisi menunggingnya agak tinggi. Indah sekali pemandangan yang
terpampang di hadapanku.Betapa tubuh telanjang Tante Nina dengan
pantatnya yang indah tengkurap dengan posisi menungging. Kunikmati
pemandangan ini beberapa saat hingga Tante Nina mengomel manja.“Ayo..
tunggu apa lagi” dia mengomel dengan manja.Aku pun menempatkan posisiku
tepat di belakangnya. Dengan berdiri kucocokkan batang kemaluanku ke
liang kemaluannya dari arah belakang. Kugesek-gesek liang kemaluannya
dengan kepala batang kemaluanku agar licin. Setelah licin, dengan pelan
kutekan batang kemaluanku hingga menyeruak liang kemaluan Tante Nina.
Beberapa kali kukocok batang kemaluanku sebelum kubenamkan
seluruhnya.Tante Nina mulai mendesis dan dengan pelan mulai
menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakanku. Setelah beberapa kali
kocokan dengan sekuatnya kutekan pantatku hingga seluruh batang
kemaluanku amblas ke dalam liang kemaluan Tante Nina.Kepala Tante Nina
terdongak saat tulang kemaluanku beradu dengan pantatnya. Plok.. plok..
plok terdengar bunyi beradunya tulang kemaluanku dengan pantatnya
hingga menimbulkan gairah tersendiri bagiku. Apalagi mulut Tante Nina
kembali mendesis dan merintih saat batang kemaluanku mengocok liang
kemaluannya. Aku semakin bersemangat memacu dan mengayunkan batang
kemaluanku dalam jepitan liang kemaluannya.Tante Nina semakin liar
menggoyangkan pantatnya membuat mataku terbeliak menahan nikmat. Karena
dengan gerakannya itu batang kemaluanku seolah-olah diremas-remas dan
dipelintir. Kutekan pantat Tante Nina agar tidak terlalu kencang
berputar. Aku bisa menahan napas lega begitu aku dapat mengontrol diriku
agar tidak terbawa permainan Tante Nina. Aku ingin berlama-lama
merendam batang kemaluanku dalam jepitan kehangatan liang kemaluannya.
Aku tidak ingin cepat-cepat selesai.“Ayoo.. kok pelan..” protes Tante
Nina begitu aku memperlambat tempo.Pantatnya semakin kencang. Kembali
ia memutar pantatnya semakin lama semakin cepat hingga aku kembali
merasakan desakan yang sangat dahsyat menekan dari perut bagian bawahku.
Aku harus berusaha keras menahan desakan yang menggelegak dan kembali
kutekan pantat Tante Nina agar tidak terlalu cepat berputar.Batang
kemaluanku yang terjepit dalam kehangatan liang kemaluannya seolah-olah
terpelintir dan terjepit kian erat. Ujung kemaluanku terasa
berdenyut-denyut seperti mau meledak. Semakin lama denyutan di ujung
batang kemaluanku semakin kuat. Apalagi pantat Tante Nina bukan hanya
berputar, tetapi sesekali diselingi dengan gerakan maju mundur mengikuti
ayunan pantatku. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk mengeluarkan
air maniku.“Akhh.. Mbaak.. aku.. aku.. ma..” napasku kian tersengal
hampir tak kuat lagi menahan gejolak.Tante Nina semakin liar memutar
pantatnya. Payudaranya berguncang-guncang seiring dengan gerakan
tubuhnya yang liar. Suara beradunya pantat Tante Nina dengan tulang
kemaluanku semakin keras bercampur dengan deru dengusan napas dan
rintihan kami.Aku semakin cepat mengayunkan pantatku maju mundur
disambut dengan gerakan meliuk dan maju mundur pantat Tante Nina.
Gerakanku semakin tak teratur saat desakan yang sudah tak mampu lagi ku
bendung meledak. Ujung batang kemaluanku berdenyut kian kencang dalam
jepitan liang kemaluan Tante Nina.“Arghh..” aku melenguh kuat.Mataku
terbeliak dan tubuhku tersentak seperti terkena aliran listrik.
Kucengkeram buah pantat Tante Nina dan kutekan dengan kuat hingga
batang kemaluanku semakin dalam menghunjam ke dalam liang kemaluannya.
Crat..! crat.. crat.. crat.. cratt.. Hampir lima kali kusemburkan air
maniku kedalam rahim Tante Nina.“Ouch.. shh..” Tante Nina pun rupanya
mengalami orgasme pada saat yang bersamaan denganku.Tubuhnya meliuk dan
ikut berkelejat dan beberapa saat kemudian tubuh kami ambruk. Batang
kemaluanku masih terjepit erat dalam liang kemaluan Tante Nina.
Kubiarkan saja batang kemaluanku di sana. Aku rasanya sudah tak punya
tenaga untuk menariknya. Kutindih tubuh telanjang Tante Nina yang masih
nungging di atas tempat tidur empuk itu. Kami sama-sama mengatur napas
setelah berpacu dalam nikmat (Mirip acarany Mas Koes Hendratmo aja Cuma
dia bikinnya ‘Berpacu dalam Melody’ Ha.. ha.. ha!)Kami sama-sama
terdiam. Kupeluk tubuh Tante Nina. Tubuh kami sama-sama basah dengan
keringat. Aku masih sempat merasakan liang kemaluan Tante Nina
berdenyut-denyut menjepit batang kemaluanku yang sengaja tidak kulepas.
Perlahan-lahan batang kemaluanku mulai terdorong keluar oleh denyutan
liang kemaluan Tante Nina.Plop.. akhirnya batang kemaluanku terlepas
dari jepitan liang kemaluan Tante Nina dengan sendirinya. Kugigit ujung
telinga Tante Nina sebagai ungkapan rasa sayangku. Kami bertatapan dan
saling tersenyum mesra.“Kamu cepat pintar.. sayang” bisik Tante Nina
mesra.“Siapa dulu dong instrukturnya..” balasku sambil mencium
bibirnya.Kembali bibir kami saling bertautan. Batang kemaluanku yang
baru saja ‘terlempar’ keluar dari liang kemaluan Tante Nina mulai
berlagak lagi. Perlahan namun pasti ia mulai mengeras. Gila! Baru
berdekatan aja sudah bertingkah. Mungkin capai dengan posisi nungging,
Tante Nina pun menggulingkan tubuhnya dan kini kami saling menindih
dengan posisi saling berhadapan lagi. Bibir kami masih tetap saling
melumat dan lidah kami pun saling dorong mendorong.Batang kemaluanku
yang sudah keras kembali menempel ketat pada gundukan di selangkangan
Tante Nina yang hangat dan mulai basah lagi. Tanganku pun tak mau diam.
Kedua payudara Tante Nina yang sekal menjadi bulan-bulanan tanganku
yang sibik remas sana remas sini, raba sana raba sini..Mendapat
perlakuanku yang agak kasar, tubuh Tante Nina menggelinjang di bawah
tindihan tubuhku. Napasnya mulai memburu. Lalu tangannya mencari-cari
dan akhirnya terpeganglah batang kemaluanku yang sudah sempurna dan siap
tempur. Dibimbingnya batang kemaluanku ke celah-celah di
selangkangannya dan digesek-gesekannya di celah hangat dan sempit itu.
Setelah licin tiba-tiba kedua tangan Tante Nina memegang pantatku dan
ditariknya hingga batang kemaluanku kembali menghunjam liang kemaluannya
dan bersarang di sana.Kembali kami mengulang persetubuhan kami. Entah
berapa babak kami bertempur hari itu. Kami baru pulang ke rumah kami
masing-masing setelah waktu check out habis, antar jam 1 atau jam 2
siang itu. Kami pun berjanji akan meneruskan ritual di Gn Kmks malam
Jum’at berikutnya. riskaisabellahttp://www.blogger.com/profile/10966692292234891163noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3006439158224131126.post-65287314304687826712018-08-07T15:14:00.001-07:002018-08-07T15:14:31.970-07:00Kumpulan Cerita Sex Ngentot Dengan Tukang Kebunku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBFXS5L61C8ETzMjGUtUa66X-3Bz1XaZdWvVgB-tsMzoQI3-e07QmfcqJJ2Bg0P8lOp1a27UrXfqcMy3l9G_TlcJYlCNd8MlvnzuKo3UxWuY13FGvFpw2IECPb0svUOhncWp-08IkiAWzP/s1600/images+%252822%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="265" data-original-width="190" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBFXS5L61C8ETzMjGUtUa66X-3Bz1XaZdWvVgB-tsMzoQI3-e07QmfcqJJ2Bg0P8lOp1a27UrXfqcMy3l9G_TlcJYlCNd8MlvnzuKo3UxWuY13FGvFpw2IECPb0svUOhncWp-08IkiAWzP/s640/images+%252822%2529.jpg" width="458" /></a></div>
<b><span style="color: red;">Kumpulan Cerita Sex 2018 -</span></b> Namaku Sandra, umurku baru 14, tinggal bersama kedua orangtuaku di
sebuah kompleks perumahan elite di Jakarta. Tapi karena kesibukan yang
padat, kedua orangtuaku sering tidak dirumah.<br />
<br />
Biar ku ceritakan dahulu mengenai aku, agar kalian punya gambarannya.
Tinggiku 147cm, beratku hanya 45kg, kulitku putih mulus tanpa cacat
sekecil apapun, maklum, aku anak keturunan chinese yang sangat terawat.
aku anak tunggal kesayangan yang bisa dibilang agak ‘kuper’, dikarenakan
lingkunganku yang selalu dibatasi oleh kedua ortu ku. teman-2x ku pun
hanya beberapa, itupun kebanyakan cewek semua. Jadi pengetahuanku
mengenai kehidupan sangat sedikit, apalagi mengenai sex, bisa dibilang
nol besar. sampai umur seginipun aku tak pernah tahu apa itu sex,
kehamilan, kontol anak laki, ciuman, dll. selebihnya bayangin aja
sendiri betapa ‘kuper’nya aku ini.<br />
Ok, aku lanjutkan ceritaku. Dirumahku yang lumayan besar itu, hanya
ada aku dan pembantu-2x ku. yang 2 orang adalah pembantu rumah tangga,
yang satu Bi Yem, orangnya udah tua banget, sedang satunya adalah
cucunya yang berumur 1 tahun dibawah umurku, 13 thn, panggilannya No,
adalah kacungku. seorang lagi adalah tukang kebunku yang sudah tua, Pak
Mat, umurnya sudah sekitar 65 tahun, dan seorang lagi sopir papaku,
namanya Bang Jun, umurnya sekitar 30 tahunan. Itulah isi rumahku saat
ortuku tidak dirumah.<br />
Pada suatu hari, aku pulang dari sekolah, kedua ortuku udah bepergian
keluar negeri lagi untuk waktu yg tidak tentu. sopirku minta ijin untuk
pulang karena ada suatu urusan, bi Yem sepagian pergi dengan cucunya
untuk menengok saudaranya di Tangerang selama 1 hari. Jadilah aku dan
pak Mat berdua aja.<br />
Selesai makan siang, aku duduk-2x di halaman belakangku yang luas.
Disana pak Mat sedang menyirami kebun. Iseng-2x aku jalan-2x didekat pak
Mat, dan kugoda dia dengan menginjak selang airnya. Bingung karena air
tidak keluar, dia lihat kebelakang da ketahuan bahwa selang airnya
sedang ku injak, setelah injakkan kulepas, pak Mat mengarahkan air yang
telah menyembur tadi ke arahku sambil ketawa-tawa.<br />
Tapi apa yg terjadi, air membasahi tubuh dan kausku, pada saat itu
aku hanya mengenakan kaus panjang sebatas atas lutut, tanpa mengenakan
BH, hanya celana dalam aja. Kontan, bentuk tubuhku terlihat jelas dari
balik kausku tsb. Buah dadaku yg cukup besar untuk ukuran tubuh dan
umurku itu terlihat jelas sekali menantang, bayangkan, 32B dengan
tinggiku yg hanya 147cm dan agak ceking, maklum, bagaimana sih tubuh
anak perempuan yg masih SMP. Tubuhku yang masih sangat muda dan ranum
belum tersentuh itu, dipandangi oleh pak Mat dengan melongo. Entah
gimana mulanya, tahu-2x pak Mat telah mendekati ku dan meremas buah
dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong krn aku tidak pernah
diperlakukan seperti itu sebelumnya. pak Mat adalah tukang kebun
keluarga kami yg telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah
ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mem-percayainya.
pak Mat berkata ‘non, susu non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’
sambil tangannya terus meremas-remas susuku. Aku yg belum mengerti apa
yg sedang dilakukannya menjawab ‘agak geli pak, tapi koq enak ya… pak
Mat sedang mijitin aku yahh?’ tanyaku manja. ‘iya. kan dari kecil pak
Mat yg ngerawat kamu. Mau nggak pa Mat ajarin sesuatu?’ tanyanya.
‘ajarin apa sih, pak?’ tanyaku polos. ‘setiap anak yang mau dewasa harus
diajarin ini supaya nanti nggak malu ama temen-2x kamu, mau nggak?’
desaknya. ‘iya deh’ sahutku. Tanpa banyak bicara lagi, pak Mat
mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yg besar itu.
Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku.<br />
Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari
dalam. ‘non tahu apa itu kontol?’ pancingnya. ‘apa sih kontol itu, pak
Mat. koq aku nggak pernah dengar sih?’ tanyaku dengan wajah serius.
Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang
bulat. aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan
seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat
pengalaman yg tak terlupakan sampai sekarang. Setelah telanjang, dia
menggenggam kontolnya dan menunjukkan padaku, ‘Nah, ini adalah kontol,
non. Semua anak yg mau dewasa harus tahu ini. bukan hanya tahu tapi juga
harus merasakannya. coba non pegang, nanti aku ajarkan lagi’ ujarnya
sambil gemetar menahan nafsu. Aku coba pegang kontolnya yang besar itu,
ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku.
‘Sekarang coba kocokkan seperti ini’ sambil memberi contoh’ aku
laksanakan perintahnya, kukocok kontolnya dengan gemas, habis makin lama
makin besar dan panjang sih. ‘Nah, non pernah ngemut permen kan? coba
sekarang kau lakukan seperti itu pada kontolku’ nadanya semakin
bergetar. Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping
tempat tidurnya sambil membimbing kontol yg ada di genggamanku ke arah
mulut ku yg mungil dan merah itu. Aku masukkan kedalam mulutku dengan
susah payah, besar sekali pikirku. jadi kujilati dulu kepala kontolnya
dengan seksama. pak Mat mendesah-2x sambil mendongakkan kepalanya.
kutanya ‘kenapa pak, sakit ya, maafkan aku pak.’ ‘ah nggak koq, malah
enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo kau
masukkan kedalam mulutmu, kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin’
ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin
kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku
terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen
kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi,
udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai
ajarannya. Pak Mat memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil
memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang ngentot. Sedang tangan satunya
lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain
cepat, akhirnya dia berkata ‘aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin
pejuh ku, nanti kau rasakan gimana rasanya yah. setelah itu harus kau
telan’ perintahnya, tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu
cairan keluar dari kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu
kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. pada
saat pejuhnya keluar, terdengar suara pak Mat menggeram keras dan
panjang. ‘ Nnnnggghhh…….ggnnnnnhh….hhhkkkkhh…’<br />
‘Aduh non, enak sekali mulutmu itu. kontol pak Mat enak nggak?’
tanyanya dengan terputus-2x kepuasan. ‘Mmmhh, enak pak. pejuh nya juga
enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?’ tanyaku
kurang puas. ‘sebentar lagi non akan merasakan yag lebih enak dari tadi,
mau nggak?’ tanyanya sambil melepasi kaus dan celana dalamku. setelah
aku telanjang, dia tidurkan aku diatas ranjangnya, sambil susuku
diremasnya terus. Dia jilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki. dijilatinya pula seluruh bongkah susuku, disedotnya
pentilku sampai aku gemetar. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu
dibukanya sambil dielus-2x dengan satu tangan masih di susuku. Setelah
itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar. wuihh rasanya nggak
keruan, geli banget deh, rasanya pengen pipis. Bukan hanya bibir memekku
aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk kelubang memekku, aku
jadi menggelinjang-2x nggak terkontrol, wajahku merah sekali sambil
terdongak keatas. Sementara itu diapun naik ke atas ranjang sambil
mengarahkan kontolnya ke wajahku, aku tahu apa yg diinginkannya, ku
pegang kontolnya yg sudah agak mengecil. kusedot lagi kontolnya, masih
ada sisa pejuhnya diujung kepala kontolnya, kujilatin. Jadi posisi ku
ada dibawahnya sambil menjilati kontolnya, dia ada diatas ku sambil
memasukkan lidahnya kelubang memekku. Setelah kontolnya sudah keras dan
panjang lagi, dan memekku sudah banjir dengan ludahnya, dia cabut
kontolnya dari mulutku.<br />
Dia berbalik posisi, sekarang wajahnya diatas wajahku, dan kontolnya
mengarah ke memekku. Pak Mat berkata ‘non akan merasakan sakit sedikit,
tapi setelah itu non akan merasakan kenikmatan yg luar biasa. Non kuat
menahan sakit kan?’ aku merasa tertantang dan menjawab singkat ‘kuat
pak’.<br />
Setelah itu dia mulai memasukkan kontolnya yg besar dan panjang itu
ke lubang memekku. pantatnya semakin didorong dan didorong, sampai aku
merem menahan sakit dan perih di memekku. setelah itu dia gerakkan
kontolnya keluar dan masuk dimemekku yg masih sempit itu. ‘wuah, non,
sempit betul memekmu, sampai sakit kontolku dibuatnya, ini memang
rejekiku, dapat memek gadis sekecil dirimu, tak pernah terbayang
dibenakku aku akan menikmati tubuhmu, keperawananmu, memekmu yg sempit
ini, ternyata ngentot dengan anak juragan lebih enak dari segalanya.
ooohhhh….mmhhh…aaahhh….’ pak Mat menggumam tak keruan.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjip6MkzxnzHIHw_CtlR7gsQxU1LemgX6UwHJYSIL4DarhXygMRr8KKtAskg83jC8jmn04DP0AS5hyphenhyphenr8cyZm7Iw_cJb0jkF4EpqpYNDWflCzYBO2VfSooyzCg5ajB7vvrqnE8p2WLpad4j0/s1600/images+%252823%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="224" data-original-width="224" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjip6MkzxnzHIHw_CtlR7gsQxU1LemgX6UwHJYSIL4DarhXygMRr8KKtAskg83jC8jmn04DP0AS5hyphenhyphenr8cyZm7Iw_cJb0jkF4EpqpYNDWflCzYBO2VfSooyzCg5ajB7vvrqnE8p2WLpad4j0/s400/images+%252823%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali
rasanya. secara naluri aku gerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri,
mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat.
kulihat wajah pak Mat yg sudah tua dan kempot itu serasa menikmati
sekali gesekkan kontolnya dilubang memekku itu. Apabila ada yang melihat
kejadian itu, pasti mereka bakal mengira bahwa aku sedang diperkosa
oleh orang tua itu, karena kalau dilihat fisiknya, aku lebih cocok jadi
cucunya, umurnya udah 65thn, sedang umurku baru 14thn, wajahnya dan
tubuhnya udah keriput dan kempot, kulitnya kasar dan hitam karena sering
terbakar matahari, selain itu dia juga orang pribumi. Sedang tubuhku yg
masih muda ini, putih bak pualam, karena aku seorang putri seorang
boss, keturunan chinese, terawat bersih, kulitku mulus, wajah ku yg imut
ini cantik seperti anak orang jepang. Sungguh perpaduan yg sangat
berbeda, Tapi bila dilihat lebih dekat, ternyata si orang tua itu tidak
memperkosaku, tubuhnya yg hitam berada di atas tubuhku yang putih mulus,
bergoyang-goyang maju mundur, kepalanya memperhatikan kontolnya sendiri
yang sedang keluar masuk dilubang memek seorang anak kecil baru berusia
14 thn, anak juragannya sendiri, seorang anak keturunan chinese,
rupanya dia tidak habis pikir bagaimana untung nasibnya mendapat
kesempatan mencicipi tubuh anak juragannya yang masih perawan itu.<br />
Selang beberapa saat, pak Mat mengajak ganti posisi, aku pasrah aja.
Aku disuruhnya nungging seperti anjing, dan dia menyodokkan kontolnya
dari arah belakang ke memek ku. Nikmat sekali permainan ini pikirku.
‘Ennngghh… mmhh.. mmmhh…’ desahnya tak keruan. Belakangan aku baru tahu
bahwa pak Mat telah menduda selama 7 tahun ditinggal istrinya meninggal.
pantas saja dia melampiaskan nafsunya padaku, yang cocoknya jadi
cucunya itu.<br />
Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku
dengan erat, kalian pasti tidak tahu bagaimana enaknya rasaku pada saat
itu. selama tubuhku dinikmatinya, aku telah mencapai puncak sampai 4
kali, sampai lemas tubuhku dibuatnya. Tapi pak Mat tidak mau tahu, dia
tetap menggarap tubuhku dengan nikmat.<br />
Tidak kurang dari 15 menit di genjot tubuhku dari belakang seperti
itu, setelah itu dia cepat-cepat lepas kontolnya dari memekku dan
memasukkan kemulutku sambil mengerang keras. Aku tahu apa yg
diinginkannya, aku sedot keras kontolnya, pejuhnya muncrat didalam
mulutku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth..,
crooootttthh…’ hampir penuh oleh pejunya mulutku dibuatnya. aku sedot
lagi sampai habis, wah enak sekali, aku makin terbiasa makan pejuhnya,
dan rasanya tambah terasa nikmat. Terutama aku sangat suka melihat
reaksi nya saat pejuhnya keluar. Aku merasa memekku agak membengkak
akibat disodok oleh kontol pak Mat yg besar itu.<br />
Setelah istirahat beberapa menit, dia bertanya padaku ‘gimana non?
enak kan?’, ‘enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, tak dapat
dilukiskan dengan kata-2x’ sahutku. ‘Kapan-2x ajarkan aku lagi ya, pak?
boleh kan?’ tanyaku polos, pak Mat terkejut ‘wah, non pengen lagi yah?
boleh, boleh, kapan saja non mau, panggil saja pak Mat. Tapi non jangan
bilang siapa-siapa ya. nanti aku tak bisa mengajarkan non yg lain lho.’
dalam hati pak Mat berpikir, wah, lumayan juga kalo aku bisa menikmati
tubuhnya setiap hari, aku bisa jadi muda lagi, nih. Sambil memandangiku
dan tubuhku, dia berkata dalam hati, tak pernah terbayangkan olehku
bakal bisa mendapatkan keperawanan dan menikmati tubuh non-ku, anak
juraganku sendiri, padahal aku tahu dia dari kecil. Ternyata nikmat juga
tubuhnya yg mungil ini, tahu gini sudah dari umur 12 dulu seharusnya
kunikmati tubuhnya. Udah putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun bak
pualam, wajahnya yg cantik mungil, mulutnya yg kecil dan selalu merah,
hmmm, ternyata enak juga ngentot dengan anak kecil, apalagi keturunan
chinese, kaya’an nya lebih hot deh, membuat kontolku jadi lebih muda dan
segar saja, pikirnya.<br />
Setelah berpakaian, aku kembali kekamarku dan tertidur kelelahan.
Setelah kejadian hari itu, aku sering di entot pak Mat, dimana saja, di
kamarnya, dikamarku sendiri, diruang tamu, digudang, di dapur, bahkan di
kamar mandi sekalipun, pokoknya dimana saja dan dimana ada kesempatan,
pak Mat tidak menyia-2xkan tubuhku yg mungil itu. Dan aku semakin lama
semakin ketagihan kontolnya.<br />
Akhir-2x ini aku baru sadar bahwa aku telah menyerahkan
keperawananku, tubuhku dan segalanya kepada tukang kebunku sendiri.
Apalagi orangnya udah tua agak peyot, tapi kontolnya masih boleh juga.
Sejak saat itu, aku jadi ketagihan dan ingin merasakan kontol-2x orang
lain, tidak pandang bulu. Aku bahkan lebih terangsang dengan orang dari
kalangan yang bukan orang berada. Entah kenapa aku lebih suka memberikan
tubuhku yang masih muda dan mungil ini untuk dinikmati mereka, rasanya
ada sesuatu didalam tubuhku yang membuatku lebih terangsang. Mungkin
karena pengalaman pertamaku dengan tukang kebunku sendiri, kali.<br />
riskaisabellahttp://www.blogger.com/profile/10966692292234891163noreply@blogger.com0